Sabtu, 26 Februari 2011

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SISTEM
 Sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

Elemen sistem :
Tidak semua sistem memiliki kombinasi elemen yang sama, tapi suatu susunan dasar adalah :Input, Transformasi, Output, Mekanisme Kontrol, Tujuan.

Jenis Sistem :
Sistem Lingkaran Terbuka  sistem yang tidak mempunyai elemen mekanisme kontrol, dan tujuan.
Sistem Lingkaran Tertutup  sistem yang disertai oleh adanya elemen mekanisme kontrol dan tujuan.

Sifat Sistem :
1. Sistem terbuka : Sistem yang dihubungkan dengan lingkungannya melalui arus sumberdaya.
2. Sistem Tertutup : Sistem yang sama sekali tidak berhubungan dengan lingkungannya.

Sistem Fisik : sistem yang terdiri dari sejumlah sumber daya fisik
Sistem Konseptual : sistem yang menggunakan sumberdaya konseptual (data dan informasi) untuk mewakili suatu sistem fisik.


Evolusi Sistem Informasi Berbasis Komputer

Fokus Awal Pada Data
Pada awal abad ke 20 pemakaian komputer terbatas hanya untuk aplikasi akuntansi dan digunakan nama EDP yang merupakan aplikasi sistem informasi yang paling dasar dalam setiap perusahaan. Sekarang kita menggunakan istilah SIA untuk menggantikan EDP.

Fokus Baru Pada Informasi
Konsep penggunaan komputer untuk mendukung sistem informasi manajemen mulai diperkenalkan pada tahun 1964 oleh para pembuat komputer. Konsep SIM menyadari bahwa aplikasi komputer harus diterapkan untuk tujuan utama menghasilkan informasi manajemen.

Fokus Revisi Pada Pendukung Keputusan
Sementara SIM terus berkembang dalam menghadapi kelemahan-kelemahannya, muncul pendekatan baru dengan nama DSS, yaitu sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer.

Fokus Sekarang Pada Komunikasi
Penerapan OA (Office Automation) untuk memudahkan komunikasi dan peningkatan produktivitas diantara para manajer dan pekerja kantor lainnya melalui penggunaan alat-alat elektronik.

Fokus Potensial Pada Konsultasi
Saat ini sedang berlangsung gerakan untuk menerapkan Kecerdasan Buatan (AI) bagi masalah-masalah bisnis. Ide dasar dari AI adalah bahwa komputer dapat diprogram untuk melaksanakan sebagian penalaran logis yang sama seperti manusia.

Definisi SIA :
Suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern.

Karakteristik SIA yang membedakannya dengan subsistem CBIS lainnya :
1. SIA melakasanakan tugas yang diperlukan
2. Berpegang pada prosedur yang relatif standar
3. Menangani data rinci
4. Berfokus historis
5. Menyediakan informasi pemecahan minimal

Perbedaan SIA dan SIM :
• SIA mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan sedang
• SIM mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan semua tipe informasi

2 komponen SIA
- Spesialis Informasi
- Akuntan


Contoh SIA sebagai pusat informasi perusahaan :
Bagian pemasaran mempertimbangkan untuk memperkenalkan jenis produk baru dalam jajaran produksi perusahaan, untuk itu bagian tersebut meminta laporan analisa perkiraan keuntungan yang dapat diperoleh dari usulan produk baru tersebut
Bagian SIA memproyeksikan perkiraan biaya dan perkiraan pendapatan yang berhubungan dengan produk tersebut, kemudian data yang diperoleh diproses oleh EDP. Setelah diproses hasilnya dikembalikan ke bagian SIA untuk kemudian diberikan ke bagian pemasaran.
Selanjutnya kedua bagian akan merundingkan hasil analisa tersebut untuk dicari keputusan yang sesuai.

Dari contoh diatas dapat ditemukan 2 aspek yang berhubungan dengan sistem bisnis modern yaitu :
1. Pentingnya komunikasi antar departemen/subsystem yang mengarah untuk tercapainya suatu keputusan.
2. Peranan SIA dalam menghasilkan informasi yang dapat membantu departemen lainnya untuk mengambil keputusan.

Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh SIA dibedakan menjadi 2, yaitu :
- informasi akuntansi keuangan, Informasi yang berbentuk laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak extern.
- Informasi Akuntansi Manajemen, informasi yang berguna bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.

Didalam Akuntansi Manajemen terdapat dua komponen yang digunakan bagi perencanaan dan pengendalian perusahaan, yaitu :
1. Sistem Akuntansi Biaya
2. Sistem Budgeting

Sistem Akuntansi Biaya
 Digunakan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan pengawasan dari aktivitas pengadaan, proses distribusi dan penjualan
Budgeting
 adalah proyeksi keuangan perusahaan untuk masa depan yang bermanfaat untuk menolong manajer dalam perencanaan dan pengawasan

Unsur-unsur yang dapat mempengaruhi penerapan SIA dalam perusahaan :
1. Analisa Perilaku
2. Metode kuantitatif
3. Komputer

Analisa Perilaku
Setiap sistem yang tertuangkan dalam kertas tidak akan efektif dalam penerapannya kecuali seorang akuntan dapat mengetahui kebutuhan akan orang-orang yang terlibat dalam sistem tersebut.
Akuntan tidak harus menjadi seorang psikolog, tapi cukup untuk mengerti bagaimana memotivasi orang-orang untuk mengarah kepada kinerja perusahaan yang positif.
Selain itu juga seorang akuntan harus menyadari bahwa setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda dalam menerima suatu informasi, sehingga informasi yang akan diberikan dapat didesain dan dikomunikasikan sesuai dengan perilaku (behavior) para pengambil keputusan.

Metode Kuantitatif
Dalam menyusun informasi, seorang akuntan harus menggunakan metode ini untuk meningkatkan efektifitas dan nilai dari informasi tersebut.

Komputer
Pada beberapa perusahaan, komputer telah digunakan untuk menggantikan pekerjaan rutin seorang akuntan, sehingga memberikan waktu yang lebih banyak kepada akuntan untuk dapat terlibat dalam proses pengambilan keputusan.

Jumat, 25 Februari 2011

SEJARAH Al-Wasliyah

SEJARAH Al-Wasliyah

Di Indonesia baik sebelum kemerdekaan atau sesudah kemerdekaan banyak organisasi-organisasi yang muncul yang dirasakan sangat berpengaruh diantaranya adalah organisasi Al-Wasliyah.
Al Jam`iyatul Washliyah merupakan organisasi kemasyarakatan dengan amal ittifaknya yaitu pendidikan, dakwah dan amal sosial yang didirikan oleh pelajar-pelajar Maktab Islamiah Tapanuli Medan, Sumatera Utara pada tanggal 9 Rajab 1349 H bertepatan tanggal 30 Nopember 1930 dan organisasi tersebut diberi nama ALJAM`IYATUL WASHLIYAH (Al Washliyah) oleh Ulama Besar Shyeh H. Muhammad Yunus.

A. AL-WASLIYAH
1. Sejarah berdirinya Al-Wasliyah
Al Jam`iyatul Washliyah merupakan organisasi kemasyarakatan dengan amal ittifaknya yaitu pendidikan, dakwah dan amal sosial yang didirikan oleh pelajar-pelajar Maktab Islamiah Tapanuli Medan, Sumatera Utara pada tanggal 9 Rajab 1349 H bertepatan tanggal 30 Nopember 1930 dan organisasi tersebut diberi nama ALJAM`IYATUL WASHLIYAH (Al Washliyah) oleh Ulama Besar Shyeh H. Muhammad Yunus. Dan mejadi landasan gerakan perjuangannya adalah Quran Surat Asshof ayat 10 – 11 yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, maukah kamu aku (Allah) tunjukkan suatu perniagaan yang melepaskan kamu dari azab yang pedih ?, berimanlah kamu kepada Allah dan RasulNya dan bekerjalah kamu bersungguh-sungguh (berjihad) di jalan Allah dengan harta dan dirimu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”.
Memperhatikan salah satu seruan dan petunjuk Allah Swt sebagaimana tertulis pada ayat diatas dapat dipahami bahwa untuk mencapai kesusksesan hidup didunia dan akhirat setidak-tidaknya harus terpenuhi dua syarat, yang pertama beriman kepada Allah dan RasulNya, sedangkan yang kedua adalah berjuang secara sungguh-sungguh (berjihad) dengan menyumbangkan harta, tenaga, pikiran, pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sebagainya. Jihad yang dimaksud bukan hanya berangkat ke medan perang tetapi memperdalam pengetahuan dan mengembangkan pendidikan merupakan bagian dari jihad.



2. Al-Wasliyah dan Perkembangannya di Indonesia
Dilihat aspek pengembangan pemikiran keagamaan, Al-Washliyah pun berada di garda depan. Di zaman Belanda Al-Washliyah berhasil upaya de-mistifikasi (penghancuran berpikir mistik) dengan gerakan rasionalisasinya, tetap tetap berpijak pada konsep Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Dengan pola pikir yang rasional tetapi tetap mengedepankan jiwa kemanusiaan (kecerdasan emosional), Al-Washliyah berhasil membawa umat sedikit demi sedikit untuk mempergunakan nalar rasional dengan inspirasi ajaran Qur’an dan Sunah. Dari pola pemikiran rasional tsb gerakan Al-Washliyah telah “membangunkan” kesadaran umat Islam yang sebelumnya lebih terkesan tertinggal dan menjauhi kemajuan modern dalam pengembangan sains dan teknologi. Sehingga perlahan Al-Washliyah bisa membawa umat dan bangsa untuk mensejajarkan umat dan bangsa ini dengan umat dan bangsa lainnya.
Bahkan peranan Al-Washliyah sampai kini tetap menjadi harapan umat dan bangsa, selain ormas Islam lainnya seperti NU, Persis, SI dan lain-lain. Terlebih dalam menyikapi isu-isu nasionaol dan internasional selalu tampil di depan sebagai pelopornya. Baik secara kelembagaan ataupun yang diperankan individu kader-kadernya.
Analisis tersebut wajar. Sebab dalam rentang usianya mendekati satu abad, Al-Washliyah telah, sedang dan akan terus mengahasilkan kader-kader intelektual bagi umat dan bangsa. Dari latar belakang tersebut di atas, bila meminjam teori Hero (Tokoh) nya Thomas Carlyle bahwa pemimpin besar (The Great Man) sebagai penggerak idea akan terjadi perubahan sejarah. Bahwa idea dapat membangkitkan gerak sejarah suatu bangsa, jika ada penggeraknya yaitu pemimpin besar. Seperti halnya ajaran Islam, tidak akan berkembang tanpa kehadiran dan peranan pemimpin besarnya, nabi Muhammad. Dengan memakai pendekatan teori sejarah ini, maka gerakan Al-Washliyah tidak akan berkembang dan berpengaruh besar sampai kini jika tanpa kehadiran ideolog dan penggerak awalnya.
Karena itu mencermati dan melakukan studi atas pemikiran Para Pendiri Al-Washliyah menjadi penting dilakukan. Ini akan berguna untuk memahami dinamika perkembangan Al-Washliyah khususnya, dan dinamika umat Islam dan bangsa Indonesia.
Karena bagaimanapun juga Al-Washliyah didirikan sebagai organisasi kemasyrakatan yang yang berkiprah dibidang pendidikan, dakwah, dan amal social.
3. Tujuan Berdirinya Organisasi Al-Wasliyah
Selain itu juga tujuan asasi pendirian Al-Washliyah untuk melaksanakan tuntunan Islam dalam meraih kebahagiaan hidup dunia dan akhirat nampaknya telah mengalami pergeseran yang cukup darastis dari kehidupan dunia kepada kehampaan hidup (dari dunia untuk dunia), karena jalan untuk meraih kedua kehidupan tersebut diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang benar-benar mampu mengelola alam dan lingkungan sebagaimana salah aspek kestagnasian Al-Washliyah ini bersumber dari ketiadaan atau ketidak siapan diri dalam melakukan aksi inovatif kreatif yang mampu membangun Al-Washliyah untuk lebih baik dari sebelumnya.
Sedangkan pada aspek tabligh, tazkir, dan pengajian di tengah masyarakat yang merupakan agenda dasar Al-Washliyah juga telah melemah dalam artian aktifitas lebih cenderung dilakukan kepada orientasi lain bersifat profan hanya mendatangkan keuntungan pribadi dengan meninggalkan keutuhan dan integritas umat yang merupakan bangunan fundamen dalam menata masyarakat yang adil dan beradab dalam bingkai kepatuhan kepada Tuhan sebagai bentuk masyarakat madani yang tercerahkan pemikirannya.
Demikian juga cita luhur Al-Washliyah untuk membangun Perguruan Tinggi sebagai upaya kesempurnaan pelajaran, pendidikan dan kebudayaan juga nampaknya merupakan upaya yang belum dapat disebut berhasil walaupun sebenarnya dari dahulu sudah ada Perguruan Tinggi Al-Washliyah akan tetapi keberadaannya yang belum siap untuk bersaing dengan Perguruan Tinggi lain yang kondisi ini muncul dari minimnya tenaga ahli yang mampu mengelola dan memajukan lembaga tersebut, serta ditambah kurangnya sarana fisik yang menunjang semakin memperburuk keadaan Perguruan Tinggi Al-Washliyah hari ini, walaupun sebenarnya telah dilakukan inovasi kearah perbaikan.
Demikian juga aktifitas lain yang dirintis Al-Washliyah dalam menyatuni fakir miskin, memelihara dan mendidik anak yatim, menyampaikan seruan Islam kepada orang yang belum beragama, mendirikan dan perbaiki tempat ibadah sangat jauh dari apa yang diinginkan para pendahulu khususnya dalam menyantuni anak yatim lebih terkesan tanpa adanya manajemen memadai dalam bentuk pemberian keterampilan kepada anak-anak yang diasuh berakibat saat anak sudah meninggalkan Al-Washliyah sulit untuk berpartisipasi dalam memajukan yang semestinya sudah menjadi tanggung kolektif atau minimal sebagai beban moral masyarakat Al-Washliyah.

MUKJIZAT ALQUR'AN

MUKJIZAT ALQUR'AN


MU’JIZAT AL- QUR’AN
A. Pengertian Mu’jizat
Mu’jizat secara etimologis ( bahasa ) berarti Melemahkan. Sementara menurut Terminology ( istilah ) , mu’jizat ialah sesuatu yang luar biasa yang diperlihatkan Alloh Saw melalui pada Nabi dan Rasul-Nya, sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulan. Kata Mu’jizat sendiri tidak terdapat dalam Al-qur’an . Namun untuk menerangkan mu’jizat, Al-Qur’an menggunakan istilah ayat atau bayyinat. Baik ayat atau bayyinat mempunyai dua macam arti. Yang pertama artinya pengkabaran Ilahi, yang berupa ayat-ayat suci Al-qur’an. Sedangkan yang kedua artinya mencakup mu’jizat atau tanda bukti.
Umumnya mu’jizat para nabi dan Rasul itu berkaitan dengan masalah yang dianggap mempunyai nilai tinggi dan diakui sebagai suatu keunggulan oleh masing-masing umatnya pada masa itu.
Misalnya, tongkat yang diberikan kepada Nabi Musa As, yang dapat menelan semua ular yang didatangkan tukang-tukang sihir Fir’aun dan dapat membelah laut, sehingga Nabi Musa As dan kaumnya dapat menyelamatkan diri dari kejaran tentara Fir’aun dengan menyeberangi laut yang telah terbagi dua dan akhirnya Fir’aun bersama tentaranya tenggelam di lautan, sebagaimana disebutkan dalam Qur’an Surah Asy Syu’araa ayat 45 dan ayat 63,64,65 dan 66.Yang berbunyi :
فالقى موسى عصاه فاذا هى تلقف ما يأ فكون. فا و حينآ الى مو سى ان اضرب بعصاك البحر فانفلق فكان كل فرق كالطودالعظيم. ولز لفنا ثم الا خرين. وانجينا موسى ومن معه احمعين. ثم اغرقنا الاخرين.
Artinya : “Kemudian Musa menjatuhkan tongkatnya, maka tiba-tiba ia menelan benda-benda palsu yang mereka ada-adakan itu.”
Lalu Kami wahyukan kepada Musa : “pukullah laut dengan tongkatmu,”maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. Dan disanalah Kami dekatkan golongan yang lain. Dan kami selamatkan Musa beserta orang-orang yang bersama dengan dia semuanya. Kemudian Kami tenggelamkan golongan-golongan yang lain itu”.

Kemudian Mu’jizat yang dapat menghidupkan orang mati dan sebagainya yang diberikan kepada Nabi Isa As, sebagaimana disebutkan dalam Al-qur”an Surah
Ali Imran ayat 49, yang berbunyi :
ورسو لا الى بني ا سرا ء يل اني قدجئتكم باية من ربكم,اني اخلق لكم من ا لطين كهيئة الطير فانفخ فيه فيكون طيرا باذنالله, وابرىالاكمه والابر ص واحى الموتى باذنالله, وانبئكم بما تأ كلون وماتدخرون في بيو تكم , ان في ذلك لاية لكم ان كنتم مؤ منين.


Artinya : “Dan sebagai Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda ( mu’jizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah sebagai bentuk burung, kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizing Alloh, dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak, dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Alloh, dan aku kabarkan apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan dirumahmu. Sesungguhnya yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman”.

Demikian pula kepada Nabi Besar Muhammad SAW telah diberikan beberapa mu’jizat diantaranya Israa’ dan Mi’raj dalam waktu satu malam sebagaimana tersebut dalam Qur’an Surah Al Israa’ ayat 1 dan keluarnya air dari ujung jarinya ketika ketiadaan air. Mu’jizat yang terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad Saw adalah Al-qur’an, suatu mu’jizat yang dapat disaksikan oleh seluruh umat manusia sepanjang masa, karena memang beliau diutus oleh Alloh Saw untuk keselamatan manusia di mana dan di masa apapun mereka berada. Oleh karena itu Alloh Saw menjamin keselamatan Al-qur’an sepanjang masa.
Sebagaimana Surah Al Hijr ayat 9, yang berbunyi :
انا نحن نز لنا ا لذكر وانا له احفظو ن
ِِArtinya : “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-qur’an dan sesungguhnya Kami tetap memeliharanya”.


Mu’jizat Nabi Muhammad Saw memiliki kekhususan dibandingkan dengan mu’jizat Nabi-Nabi lainnya. Semua mu’jizat sebelumnya dibatasi oleh ruang dan waktu, artinya hanya diperlihatkan kepada umat tertentu dan masa tertentu. Sedangkan mu’jizat Al-qur’an bersifat universal dan eternal (abadi) , yakni berlaku untuk semua umat manusia sampai akhir zaman.

Di dalam memberikan definisi kepada Al-qur’an sengaja dicantumkan kata “yang mempunyai mu’jizat” karena inilah segi keutamaan Al-qur’an dan bedanya dari kitab-kitab lain yang diturunkan kepada Nabi-Nabi. Mu’jizat itu terletak pada Fashahah dan Balaghahnya. Keindahan susunan dan gaya bahasanya serta isinya tidak ada tara bandingannya. Mustahil manusia dapat membuat susunan yang serupa dengan Al-qur’an yang dapat menandinginya. Di dalam Al-qur’an sendiri terdapat ayat-ayat yang menantang setiap orang dan mengatakan:
قل لءن اجتمعت الا نس و الجن على ان ياتوابمثل هذا القران لايأتون بمثله ولوكان بعضهم لبعض ظهيرا
Artinya : ”Katakanlah : Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk mengatakan yang serupa Al-qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuatnya, biarpun sebagian mereka membantu sebagian yang lain”. QS. Al-Israa’ Ayat 88.


B. Macam – Macam Mu’jizat
Mu’jizat dapat dibagi kepada dua macam, yaitu :
1. Mu’jizat hissi ialah yang dapat dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dicium oleh hidung, diraba oleh tangan, dan dirasa oleh lidah, tegasnya dapat dicapai oleh panca indra. Mu’jizat ini sengaja ditunjukkan atau diperlihatkan manusia biasa, yakni mereka yang tidak biasa menggunakan kecerdasan fikirannya, yang tidak cakap pandangan mata hatinya dan yang rendah budi dan perasaannya.

2. Mu’jizat ma’nawi ialah mu’jizat yang tidak mungkin dapat dicapai dengan kekuatan panca indra, tetapi harus dicapai dengan kekuatan “aqli” atau dengan kecerdasan fikiran. Karena orang tidak akan mungkin mengenal mu’jizat ini, melainkan orang yang befikir sehat, bermata hati, berbudi luhur dan yang suka mempergunakan kecerdasan fikirannya dengan jernih serta jujur.


C. Beberapa Segi Kemu’jizatan Al-Qur’an
1. Susunan yang indah, berbeda dengan setiap susunan yang ada dalam bahasa orang-orang Arab.
2. Adanya uslub yang aneh, berbeda dengan semua uslub-uslub bahasa Arab.
3. Sifat agung yang tidak mungkin lagi seorang makhluk untuk mendatangkan hal yang seperti itu.
4. Bentuk undang-undang yang detail lagi sempurna, melebihi setiap undang-undang buatan manusia.
5. Mengabarkan hal-hal ghaib yang tidak bisa diketahui kecuali dengan wahyu.
6. Tidak bertentangan dengan pengetahuan-pengetahuan umum yang dipastikan kebenarannya.
7. Menepati janji dan ancaman yang dikabarkan Al-Qur’an.
8. Adanya ilmu-ilmu pengetahuan yang terkandung didalamnya, baik ilmu pengetahuan agama maupun ilmu pengetahuan umum.
9. Memenuhi segala kebutuhan manusia.
10. Berpengaruh kepada hati pengikut dan musuh.

D. Mu’jizat Al-Qur’an Ditinjau Dari Segi Gaya Bahasa Dan Isinya
Dari segi bahasa, Al-qur’an merupakan bahasa bangsa Arab Quraisy yang mengandung sastra Arab yang sangat tinggi mutunya. Ketinggian mutu sastra Al-qur’an ini meliputi segala segi. Kaya akan perbendaharaan kata-kata, padat akan makna yang terkandung, sangat indah dan sangat bijaksana dalam menyuguhkanisinya, sehingga sesuai dengan orang yang tinggi maupun rendah daya intelektualnya.
Al-qur’an mempunyai gaya bahasa yang khas, yang tidak dapat ditiru oleh para sastrawan Arab sekalipun , karena susunan yang indah, yang berlainan dengan setiap susunan dalam bahasa Arab. Mereka melihat Al-qur’an memakai bahasa dan lafazh mereka, tetapi ia bukan puisi, prosa atau syair dan mereka tidak mampu membuat yang seperti itu ( meniru Al-qur’an ). Mereka putus asa lalu merenungkannya, kemudian mereka kagum dan menerimanya, lalu sebagian masuk Islam.
Syekh Muhammad Abduh dalam kitabnya “Risaalatut Tauhid” menerangkan bagaimana ketinggian dan kemajuan bahasa di masa turunnya Al-qur’an. Al-qur’an diturunkan pada suatu masa yang telah sepakat ahli-ahli riwayat mengatakan, bahwa masa itu adalah masa yang amat gemilang ditinjau dari segi kemajuan bahasa dan pada masa itu banyak sekali terdapat ahli-ahli sastera dan ahli-ahli pidato. Kemudian ia berkata mengenai tantangan Al-qur’an terhadap ahli-ahli sastera itu, Benarlah bahwa Al-qur’an itu suatu mu’jizat. Telah berlalu masa yang panjang, telah silih berganti datangnya angkatan demi angkatan, tantangan Al-qur’an tetap berlaku, tetapi tidak seorangpun yang dapat menjawabnya, semua kembali dengan tangan hampa karena lemah dan tiada berdaya.”Bukankah lahirnya kitab Al-qur’an ini , dibawa oleh seorang yang buta huruf, suatu mu’jizat yang terbesar, yang membuktikan bahwa ia bukanlah buatan manusia. Mamang ia adalah suatu mu’jizat yang membuktikan kebenaran Nabi Muhammad Saw, dan suatu Nur yang terpancar dari ilmu Ilahi.
Di samping Al-qur’an ditinjau dari segi bahasanya adalah suatau mu’jizat yang besar, maka ditinjau dari segi isinyapun ia mengandung mu’jizat pula. Beberapa contoh, antara lain :
1. Di dalam Al-qur’an terdapat berita-berita dan janji-janji mengenai masa yang akan datang. Kejadian-kejadian yang akan terjadi di masa depan adalah di luar kekuasaan manusia untuk mengetahuinya. Memang ada ramalan – ramalan tukang tenung mengenai masa depan, tetapi itu hanya ramalan yang tiada dapat dijamin kebenarannya, tetapi semua berita-berita dan janji-janji yang tersebut dalam Al-qur’an adalah benar dan telah menjadi kenyataan, seperti : kerapkali kaum Musyrikin Mekah sebelum hijrah menantang kaum muslimin dan mengatakan “Bangsa Rum yang mempunyai kitab Injil telah dikalahkan oleh orang Persia (waktu itu mengaut agama Majusi)”. Maka kami pasti akan mengalahkan kamu, karena kamu adalah ahli kitab pula.
Kemudian turunlah Surah Ar-Rum Ayat 2-3, yang berbunyi :
غلبت الروم . في ادنى ا لارض وهم من بعد غلبهم سيغلبون.
Artinya : “Telah dikalahkan kerajaan Rum di negeri yang terdekat dan mereka sesudah kalah itu akan menang lagi dalam beberapa tahun”.

Memang kerajaan Rum di waktu turunnya ayat ini dalam keadaan sangat lemah dan tidak mungkin akan bangun lagi. Tetapi apa yang diberitakan Al-qur’an telah menjadi kenyataan dalam beberapa tahun kemudian.

2. Di dalam Al-qur’an terdapat pula fakta-fakta ilmiah yang tidak mungkin diketahui manusia di tanah Arab pada waktu itu, tetapi fakta-fakta tersebut dijelaskan dengan tepat dan sekarang diakui kebenarannya, seperti : Pada masa turunnya Al-qur’an, ilmu kedokteran di tanah Arab boleh dikatakan tidak ada, yang ada hanya ilmu pengobatan secara primitif dan takhyul. Namun demikian Al-qur’an menerangkan dalam surah Al-Mu’minun ayat 12,13 dan 14, yang berbunyi :
ولقد خلقنا الانسان من سللة من طين . ثم جعلنه نطفة في قرار مكيب . ثم خلقنا النطفة علقة فخلقنا ا لعلقة مضغة فخلقنا المضغة عظا ما فكسوناالعظم لحما ثم ابشأنه خلقا ا خر فتبا رك الله احسن الخا لقين
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati ( berasal ) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani ( yang disimpan ) dalam tempat yang kokoh ( rahim ). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah. Lalu ( segumpal ) darah itu Kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. Kemudian tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Sesudah itu kami jadikan ia makhluk yang ( berbentuk ) lain. Maka Maha Sucilah Alloh Pencipta yang paling baik”.

Pada mulanya ahli-ahli ilmu falak menetapkan bahwa matahari tetap, tidak berjalan ( beredar ) dan hanya bumilah yang beredar di sekeliling matahari, tetapi Al-qur’an menegaskan bahwa matahari juga berjalan. Sebagaimana tersebut didalam surah Yasin ayat 38, yang berbunyi :
والشمس تجرى لمستقرلها ذلك تقديرالعزيزالعليم
Artinya : “Dan matahari itu beredar di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan dari yang maha perkasa lagi maha mengetahui”.

Di samping itu, Al-qur’an sebagai mu’jizat Nabi Muhammad Saw isinya tidak bertentangan dengan teknologi modern. Ini sebagai bukti kebenaran Al-qur’an. Di antara ayat-ayat Al-qur’an yang mengungkapkan tentang teknologi modern adalah :
a. Angin disebut Al-qur’an dapat mengawinkan tumbuh-tumbuhan dan lain- lain, sebagaimana terdapat dalah surah Al-Hijr ayat 22, yang berbunyi :
وارسلنا الريح لواقح فانزلنامن السماءماء فاسقينكموه وما انتم له بخازنين.
Artinya : “Dan Kami telah meniupkan angina untuk mengawinkan tumbuh-tumbuhan dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya”.

b. Segala sesuatu dijadikan Alloh Swt berpasang-pasangan . Tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia berpasang-pasangan, sebagaimana terdapat dalam Surah Yasin Ayat 36, yang berbunyi :
سبحن الذى خلق الازواج كلهامماتنبت الارض ومن انفسهم وممالا يعلمون
Artinya : “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”.

Ilmu dan teknologi yang sedang berkembang pesat akan menambah terungkapnya isi yang terkandung di dalam Al-qur’an. Bukan Al-qur’an yang harus tunduk kepada ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi sebaliknya. Jika kekeliruan terjadi pada ilmu pengetahuan dan teknologi, harus dicari kebenarannya di dalam Al-qur’an.
Demikianlah dengan ringkas dapat disimpulkan bahwa Al-qur’an itu adalah suatu mu’jizat dipandang dari segi bahasanya dan mengandung mu’jizat pula ditinjau dari segi isinya, dan mu’jizat ini akan kekal sepanjang masa karena ia telah dijamin terpeliharanya oleh Alloh Subhanahu Wata’ala.
Alloh Swt akan memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan Nya diseluruh penjuru dunia dan pada diri manusia sendiri sehingga terbukti kebenarannya bahwa Al-qur’an adalah benar dan merupakan Mu’jizat Nabi Muhammad Saw.
Al-qur’an dengan segala isinya yang bernilai mu’jizat adalah abadi. Tidak lenyap dengan lenyapnya hari, tidak mati dengan matinya Rasulullah Saw. Akan tetapi ia akan tegak di atas dunia, menentang setiap pendusta dan menjawab setiap orang yang ingkar serta sekaligus menyeru kepada seluruh umat untuk mengikuti petunjuk Islam menuju kepada kebahagiaan hakiki , kebahagiaan anak-anak manusia. Adapun mu’jizat para Rasul lain amat terbatas dalam jumlah dan masanya. Hilang bersama lenyapnya zaman dan bersama kematian Rasul itu.














MUKJIZAT ALQUR'AN)


MU’JIZAT AL- QUR’AN
A. Pengertian Mu’jizat
Mu’jizat secara etimologis ( bahasa ) berarti Melemahkan. Sementara menurut Terminology ( istilah ) , mu’jizat ialah sesuatu yang luar biasa yang diperlihatkan Alloh Saw melalui pada Nabi dan Rasul-Nya, sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulan. Kata Mu’jizat sendiri tidak terdapat dalam Al-qur’an . Namun untuk menerangkan mu’jizat, Al-Qur’an menggunakan istilah ayat atau bayyinat. Baik ayat atau bayyinat mempunyai dua macam arti. Yang pertama artinya pengkabaran Ilahi, yang berupa ayat-ayat suci Al-qur’an. Sedangkan yang kedua artinya mencakup mu’jizat atau tanda bukti.
Umumnya mu’jizat para nabi dan Rasul itu berkaitan dengan masalah yang dianggap mempunyai nilai tinggi dan diakui sebagai suatu keunggulan oleh masing-masing umatnya pada masa itu.
Misalnya, tongkat yang diberikan kepada Nabi Musa As, yang dapat menelan semua ular yang didatangkan tukang-tukang sihir Fir’aun dan dapat membelah laut, sehingga Nabi Musa As dan kaumnya dapat menyelamatkan diri dari kejaran tentara Fir’aun dengan menyeberangi laut yang telah terbagi dua dan akhirnya Fir’aun bersama tentaranya tenggelam di lautan, sebagaimana disebutkan dalam Qur’an Surah Asy Syu’araa ayat 45 dan ayat 63,64,65 dan 66.Yang berbunyi :
فالقى موسى عصاه فاذا هى تلقف ما يأ فكون. فا و حينآ الى مو سى ان اضرب بعصاك البحر فانفلق فكان كل فرق كالطودالعظيم. ولز لفنا ثم الا خرين. وانجينا موسى ومن معه احمعين. ثم اغرقنا الاخرين.
Artinya : “Kemudian Musa menjatuhkan tongkatnya, maka tiba-tiba ia menelan benda-benda palsu yang mereka ada-adakan itu.”
Lalu Kami wahyukan kepada Musa : “pukullah laut dengan tongkatmu,”maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. Dan disanalah Kami dekatkan golongan yang lain. Dan kami selamatkan Musa beserta orang-orang yang bersama dengan dia semuanya. Kemudian Kami tenggelamkan golongan-golongan yang lain itu”.

Kemudian Mu’jizat yang dapat menghidupkan orang mati dan sebagainya yang diberikan kepada Nabi Isa As, sebagaimana disebutkan dalam Al-qur”an Surah
Ali Imran ayat 49, yang berbunyi :
ورسو لا الى بني ا سرا ء يل اني قدجئتكم باية من ربكم,اني اخلق لكم من ا لطين كهيئة الطير فانفخ فيه فيكون طيرا باذنالله, وابرىالاكمه والابر ص واحى الموتى باذنالله, وانبئكم بما تأ كلون وماتدخرون في بيو تكم , ان في ذلك لاية لكم ان كنتم مؤ منين.


Artinya : “Dan sebagai Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda ( mu’jizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah sebagai bentuk burung, kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizing Alloh, dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak, dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Alloh, dan aku kabarkan apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan dirumahmu. Sesungguhnya yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman”.

Demikian pula kepada Nabi Besar Muhammad SAW telah diberikan beberapa mu’jizat diantaranya Israa’ dan Mi’raj dalam waktu satu malam sebagaimana tersebut dalam Qur’an Surah Al Israa’ ayat 1 dan keluarnya air dari ujung jarinya ketika ketiadaan air. Mu’jizat yang terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad Saw adalah Al-qur’an, suatu mu’jizat yang dapat disaksikan oleh seluruh umat manusia sepanjang masa, karena memang beliau diutus oleh Alloh Saw untuk keselamatan manusia di mana dan di masa apapun mereka berada. Oleh karena itu Alloh Saw menjamin keselamatan Al-qur’an sepanjang masa.
Sebagaimana Surah Al Hijr ayat 9, yang berbunyi :
انا نحن نز لنا ا لذكر وانا له احفظو ن
ِِArtinya : “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-qur’an dan sesungguhnya Kami tetap memeliharanya”.


Mu’jizat Nabi Muhammad Saw memiliki kekhususan dibandingkan dengan mu’jizat Nabi-Nabi lainnya. Semua mu’jizat sebelumnya dibatasi oleh ruang dan waktu, artinya hanya diperlihatkan kepada umat tertentu dan masa tertentu. Sedangkan mu’jizat Al-qur’an bersifat universal dan eternal (abadi) , yakni berlaku untuk semua umat manusia sampai akhir zaman.

Di dalam memberikan definisi kepada Al-qur’an sengaja dicantumkan kata “yang mempunyai mu’jizat” karena inilah segi keutamaan Al-qur’an dan bedanya dari kitab-kitab lain yang diturunkan kepada Nabi-Nabi. Mu’jizat itu terletak pada Fashahah dan Balaghahnya. Keindahan susunan dan gaya bahasanya serta isinya tidak ada tara bandingannya. Mustahil manusia dapat membuat susunan yang serupa dengan Al-qur’an yang dapat menandinginya. Di dalam Al-qur’an sendiri terdapat ayat-ayat yang menantang setiap orang dan mengatakan:
قل لءن اجتمعت الا نس و الجن على ان ياتوابمثل هذا القران لايأتون بمثله ولوكان بعضهم لبعض ظهيرا
Artinya : ”Katakanlah : Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk mengatakan yang serupa Al-qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuatnya, biarpun sebagian mereka membantu sebagian yang lain”. QS. Al-Israa’ Ayat 88.


B. Macam – Macam Mu’jizat
Mu’jizat dapat dibagi kepada dua macam, yaitu :
1. Mu’jizat hissi ialah yang dapat dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dicium oleh hidung, diraba oleh tangan, dan dirasa oleh lidah, tegasnya dapat dicapai oleh panca indra. Mu’jizat ini sengaja ditunjukkan atau diperlihatkan manusia biasa, yakni mereka yang tidak biasa menggunakan kecerdasan fikirannya, yang tidak cakap pandangan mata hatinya dan yang rendah budi dan perasaannya.

2. Mu’jizat ma’nawi ialah mu’jizat yang tidak mungkin dapat dicapai dengan kekuatan panca indra, tetapi harus dicapai dengan kekuatan “aqli” atau dengan kecerdasan fikiran. Karena orang tidak akan mungkin mengenal mu’jizat ini, melainkan orang yang befikir sehat, bermata hati, berbudi luhur dan yang suka mempergunakan kecerdasan fikirannya dengan jernih serta jujur.


C. Beberapa Segi Kemu’jizatan Al-Qur’an
1. Susunan yang indah, berbeda dengan setiap susunan yang ada dalam bahasa orang-orang Arab.
2. Adanya uslub yang aneh, berbeda dengan semua uslub-uslub bahasa Arab.
3. Sifat agung yang tidak mungkin lagi seorang makhluk untuk mendatangkan hal yang seperti itu.
4. Bentuk undang-undang yang detail lagi sempurna, melebihi setiap undang-undang buatan manusia.
5. Mengabarkan hal-hal ghaib yang tidak bisa diketahui kecuali dengan wahyu.
6. Tidak bertentangan dengan pengetahuan-pengetahuan umum yang dipastikan kebenarannya.
7. Menepati janji dan ancaman yang dikabarkan Al-Qur’an.
8. Adanya ilmu-ilmu pengetahuan yang terkandung didalamnya, baik ilmu pengetahuan agama maupun ilmu pengetahuan umum.
9. Memenuhi segala kebutuhan manusia.
10. Berpengaruh kepada hati pengikut dan musuh.

D. Mu’jizat Al-Qur’an Ditinjau Dari Segi Gaya Bahasa Dan Isinya
Dari segi bahasa, Al-qur’an merupakan bahasa bangsa Arab Quraisy yang mengandung sastra Arab yang sangat tinggi mutunya. Ketinggian mutu sastra Al-qur’an ini meliputi segala segi. Kaya akan perbendaharaan kata-kata, padat akan makna yang terkandung, sangat indah dan sangat bijaksana dalam menyuguhkanisinya, sehingga sesuai dengan orang yang tinggi maupun rendah daya intelektualnya.
Al-qur’an mempunyai gaya bahasa yang khas, yang tidak dapat ditiru oleh para sastrawan Arab sekalipun , karena susunan yang indah, yang berlainan dengan setiap susunan dalam bahasa Arab. Mereka melihat Al-qur’an memakai bahasa dan lafazh mereka, tetapi ia bukan puisi, prosa atau syair dan mereka tidak mampu membuat yang seperti itu ( meniru Al-qur’an ). Mereka putus asa lalu merenungkannya, kemudian mereka kagum dan menerimanya, lalu sebagian masuk Islam.
Syekh Muhammad Abduh dalam kitabnya “Risaalatut Tauhid” menerangkan bagaimana ketinggian dan kemajuan bahasa di masa turunnya Al-qur’an. Al-qur’an diturunkan pada suatu masa yang telah sepakat ahli-ahli riwayat mengatakan, bahwa masa itu adalah masa yang amat gemilang ditinjau dari segi kemajuan bahasa dan pada masa itu banyak sekali terdapat ahli-ahli sastera dan ahli-ahli pidato. Kemudian ia berkata mengenai tantangan Al-qur’an terhadap ahli-ahli sastera itu, Benarlah bahwa Al-qur’an itu suatu mu’jizat. Telah berlalu masa yang panjang, telah silih berganti datangnya angkatan demi angkatan, tantangan Al-qur’an tetap berlaku, tetapi tidak seorangpun yang dapat menjawabnya, semua kembali dengan tangan hampa karena lemah dan tiada berdaya.”Bukankah lahirnya kitab Al-qur’an ini , dibawa oleh seorang yang buta huruf, suatu mu’jizat yang terbesar, yang membuktikan bahwa ia bukanlah buatan manusia. Mamang ia adalah suatu mu’jizat yang membuktikan kebenaran Nabi Muhammad Saw, dan suatu Nur yang terpancar dari ilmu Ilahi.
Di samping Al-qur’an ditinjau dari segi bahasanya adalah suatau mu’jizat yang besar, maka ditinjau dari segi isinyapun ia mengandung mu’jizat pula. Beberapa contoh, antara lain :
1. Di dalam Al-qur’an terdapat berita-berita dan janji-janji mengenai masa yang akan datang. Kejadian-kejadian yang akan terjadi di masa depan adalah di luar kekuasaan manusia untuk mengetahuinya. Memang ada ramalan – ramalan tukang tenung mengenai masa depan, tetapi itu hanya ramalan yang tiada dapat dijamin kebenarannya, tetapi semua berita-berita dan janji-janji yang tersebut dalam Al-qur’an adalah benar dan telah menjadi kenyataan, seperti : kerapkali kaum Musyrikin Mekah sebelum hijrah menantang kaum muslimin dan mengatakan “Bangsa Rum yang mempunyai kitab Injil telah dikalahkan oleh orang Persia (waktu itu mengaut agama Majusi)”. Maka kami pasti akan mengalahkan kamu, karena kamu adalah ahli kitab pula.
Kemudian turunlah Surah Ar-Rum Ayat 2-3, yang berbunyi :
غلبت الروم . في ادنى ا لارض وهم من بعد غلبهم سيغلبون.
Artinya : “Telah dikalahkan kerajaan Rum di negeri yang terdekat dan mereka sesudah kalah itu akan menang lagi dalam beberapa tahun”.

Memang kerajaan Rum di waktu turunnya ayat ini dalam keadaan sangat lemah dan tidak mungkin akan bangun lagi. Tetapi apa yang diberitakan Al-qur’an telah menjadi kenyataan dalam beberapa tahun kemudian.

2. Di dalam Al-qur’an terdapat pula fakta-fakta ilmiah yang tidak mungkin diketahui manusia di tanah Arab pada waktu itu, tetapi fakta-fakta tersebut dijelaskan dengan tepat dan sekarang diakui kebenarannya, seperti : Pada masa turunnya Al-qur’an, ilmu kedokteran di tanah Arab boleh dikatakan tidak ada, yang ada hanya ilmu pengobatan secara primitif dan takhyul. Namun demikian Al-qur’an menerangkan dalam surah Al-Mu’minun ayat 12,13 dan 14, yang berbunyi :
ولقد خلقنا الانسان من سللة من طين . ثم جعلنه نطفة في قرار مكيب . ثم خلقنا النطفة علقة فخلقنا ا لعلقة مضغة فخلقنا المضغة عظا ما فكسوناالعظم لحما ثم ابشأنه خلقا ا خر فتبا رك الله احسن الخا لقين
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati ( berasal ) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani ( yang disimpan ) dalam tempat yang kokoh ( rahim ). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah. Lalu ( segumpal ) darah itu Kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. Kemudian tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Sesudah itu kami jadikan ia makhluk yang ( berbentuk ) lain. Maka Maha Sucilah Alloh Pencipta yang paling baik”.

Pada mulanya ahli-ahli ilmu falak menetapkan bahwa matahari tetap, tidak berjalan ( beredar ) dan hanya bumilah yang beredar di sekeliling matahari, tetapi Al-qur’an menegaskan bahwa matahari juga berjalan. Sebagaimana tersebut didalam surah Yasin ayat 38, yang berbunyi :
والشمس تجرى لمستقرلها ذلك تقديرالعزيزالعليم
Artinya : “Dan matahari itu beredar di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan dari yang maha perkasa lagi maha mengetahui”.

Di samping itu, Al-qur’an sebagai mu’jizat Nabi Muhammad Saw isinya tidak bertentangan dengan teknologi modern. Ini sebagai bukti kebenaran Al-qur’an. Di antara ayat-ayat Al-qur’an yang mengungkapkan tentang teknologi modern adalah :
a. Angin disebut Al-qur’an dapat mengawinkan tumbuh-tumbuhan dan lain- lain, sebagaimana terdapat dalah surah Al-Hijr ayat 22, yang berbunyi :
وارسلنا الريح لواقح فانزلنامن السماءماء فاسقينكموه وما انتم له بخازنين.
Artinya : “Dan Kami telah meniupkan angina untuk mengawinkan tumbuh-tumbuhan dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya”.

b. Segala sesuatu dijadikan Alloh Swt berpasang-pasangan . Tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia berpasang-pasangan, sebagaimana terdapat dalam Surah Yasin Ayat 36, yang berbunyi :
سبحن الذى خلق الازواج كلهامماتنبت الارض ومن انفسهم وممالا يعلمون
Artinya : “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”.

Ilmu dan teknologi yang sedang berkembang pesat akan menambah terungkapnya isi yang terkandung di dalam Al-qur’an. Bukan Al-qur’an yang harus tunduk kepada ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi sebaliknya. Jika kekeliruan terjadi pada ilmu pengetahuan dan teknologi, harus dicari kebenarannya di dalam Al-qur’an.
Demikianlah dengan ringkas dapat disimpulkan bahwa Al-qur’an itu adalah suatu mu’jizat dipandang dari segi bahasanya dan mengandung mu’jizat pula ditinjau dari segi isinya, dan mu’jizat ini akan kekal sepanjang masa karena ia telah dijamin terpeliharanya oleh Alloh Subhanahu Wata’ala.
Alloh Swt akan memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan Nya diseluruh penjuru dunia dan pada diri manusia sendiri sehingga terbukti kebenarannya bahwa Al-qur’an adalah benar dan merupakan Mu’jizat Nabi Muhammad Saw.
Al-qur’an dengan segala isinya yang bernilai mu’jizat adalah abadi. Tidak lenyap dengan lenyapnya hari, tidak mati dengan matinya Rasulullah Saw. Akan tetapi ia akan tegak di atas dunia, menentang setiap pendusta dan menjawab setiap orang yang ingkar serta sekaligus menyeru kepada seluruh umat untuk mengikuti petunjuk Islam menuju kepada kebahagiaan hakiki , kebahagiaan anak-anak manusia. Adapun mu’jizat para Rasul lain amat terbatas dalam jumlah dan masanya. Hilang bersama lenyapnya zaman dan bersama kematian Rasul itu.

Masalah Belajar

A. Pengertian Masalah Belajar
Masalah belajar merupakan sebab dari kegagalan belajar tetapi tidak semua kegagalan belajar disebabkan oleh masalah atau kesulitan belajar.
Dengan kata lain kesulitan belajar tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah, akan tetapi dapat juga disebabkan faktor-faktor non intelegensi. Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tetntu menjamin keberhasilan belajar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, pengertian masalah belajar adalah hasil belajar tidak sesuai atau lebih rendah dari kemampuan belajar yang dimiliki seseorang.
B. Jenis-jenis Masalah Belajar
Jenis-jenis masalah belajar diantaranya adalah:
1. Kemampuan rendah.
Peserta didik yang IQ nya tinggi dapat menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi. Peserta didik yang normal (90-110) dapat menamatkan SD tepat pada waktunya. Mereka yang memiliki IQ (110-140) dapat digolongkan cerdas. 140 keatas tergolong genius. Golongan ini mempunyai potensi untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan TInggi. Jadi semakin tinggi IQ seseorang akan semakin cerdas pula. Mereka yang mempunyai IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental ( mental defective ). Peserta didik inilah yang banyak mengalami kesulitan atau masalah belajar. Mereka digolongkan atas debil,embisil dan idiot.
2. Materi belajar terlalu rendah
Tiap-tiap bahan belajar mengandung tingkat kesulitan tersendiri dan mempengaruhi kecepatan belajar. Makin sulit bahan belajar, makin lambatlah orang mempelajarinya. Bahan yang sulit memerlukan aktifitas belajar yang lebih intensif, sedangkan bahan yang sederhana mengurangi itensitas belajar seseorang.
Belajar memerlukan modal pengalaman yang diperoleh dari belajar di waktu sebelumnya. Modal pengalaman itu dapat berupa penguasaan bahasa, dan prinsip-prinsip. Sebaliknya bahan materi/bahan belajar terlalu mudah tidak sesuai dalam silabus atau kurikulum yang berlaku menyebabkan timbulnya kejenuhan peserta didik.

3. Sikap dan kebiasaan belajar tidak memadai.
Sikap dan kebiasaan belajar tidak baik sering dilakukann oleh peserta didik yang tidak memahami cara belajar yang sesungguhnya. Banyak jenis dan ragam kesalahan-kesalahan tersebut, seperti terlihat di bawah ini:
a. Belajar asal belajar tanpa tujuan
Belajar tanpa tujuan tidak menyadari arah kemana kita akan pergi. Akibat dari tidak menyadari bahan apa yang akan dan harus dipelajari, cara apa dan bagaimana yang paling memadai untuk digunakan, alat-alat yang perlu disediakan dan tidak tahu bagaimana cara mangontrol hasil belajar tersebut.
b. Belajar tanpa motivasi
Belajar mungkin didorong oleh rasa takut di tegur oleh guru atau orang tua. Kadang belajar hanya ikut-ikutan saja pada teman segrunya dan ada pula belajar karena mengharapkan hadiah.
c. Belajar tanpa kensentrasi
Pemusatan pikiran yang kurang, besar pengaruhnya dalam kegiatan belajar, apalagi kalau disertai dengan kurang percaya kepada diri sendiri, maka harapan untuk berhasil akan sia-sia belaka.
d. Belajar terburu-buru
Mulai belajar setelah dekat sekali dengan waktu ujian sehingga memaksakan diri sendiri tanpa mengenal waktu.
e. Belajar tanpa rencana
Cara ini kurang efisien disamping karena kurang baik juga tidak ada pedoman yang terarah, tidak terperinci maka belajar ini disebut belajar seenaknya.
f. Belajar cara verbalisme
Banyak anggapan bahwa belajar itu sama dengan menghafal. Memang menghafal itu baik, yang tidak baik adalah menghafal secara mekanis di luar kepala, persis apa yang tertera di dalam buku, tanpa pemahaman, tanpa analisis, dan tanpa usaha membanding-bandingkan.
g. Belajar secara fasif
Malu bertanya, rasa segan mengemukakan pendat sendiri, apatis terhadap tugas-tugas yang diberikan guru, meminjam dan memotocopy tugas yang telah dikerjakan oleh teman. Demikian juga dalam diskusi kelompok, enggan bertanya, tidak mau menanggapi pendapat teman-temannya.
h. Menganggap remeh salah satu mata pelajaran
Sering kita jumpai peserta didik yang termasuk katagori pintar tetapi mendapatkan nilai yang rendah dalam suatu mata pelajaran.
i. Malas membuka buku/kamus
Pada kehidupan sehari-hari situasi belajar merupakan kesatuan yang bulat. Seseorang tidak mau belajar beternak itik akan memperoleh pengertian yang kerdil, yang berhubungan dengan situasi pembudidayaan itik. Sambil beternak itu ia akan mengetahui belajar seluk-seluk peritikan, jenis-jenisny, penyakitnya, penngobatannya dan makanannya.
Memiliki bakat dan minat yang tidak sesuai.
Salah satu jenis masalah dari kesulita belajar adalah memiliki bakat dan minat yang tidak sesuai dengan mata pelajaran yang dihadapi. Padahal bakat dan minat sangat mendukung terhadap kelancaran dari hasil belajar. Bakat adalah kemampuan kursus seseorang yaitu kemapuan yang paling menonjol/paling baik, diantara semua jenis ilmu yang dipelajari. Misalnya ada orang yang berbakat dalam olahraga, dalam bidang keterampilan, sementara dalam bidang non keterampilan dia berbakat matematika. Di lain pihak pula orang yang berbakat musik dan tari ( dalam bidang keterampilan ), sementara dalam bidang non keterampilan tidak ada bakatnya.
C. FAKTOR-FAKTOR MASALAH BELAJAR
Faktor-faktor internal (faktor-faktor yang berada pada diri murid itu sendiri), yaitu :
1. Gangguan secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat bicara, gangguan panca indera, cacat tubuh, serta penyakit menahun.
2. Ketidakseimbangan mental (adanya gangguan dalam fungsi mental), seperti menampakkan kurangnya kemampuan mental, taraf kecerdasan cenderung kurang.
3. Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman, kurang bisa menyusuaikan diri (maladjusment), tercekam rasa takut, benci dan antipati, serta ketidak matangan emosi.
4. Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap yang salah, seperti kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah malas dalam belajar, dan sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.
B. Faktor-faktor eksternal (faktor-faktor yang timbul dari luar diri individu), yaitu berasal dari:
1. Sekolah, antara lain:
• Sifat kurikulum yang kurang fleksibel
• Terlalu berat beban belajar (murid) dan untuk mengajar (guru)
• Metode mengajar yang kurang memadai
• Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar.
2. Keluarga (rumah), antara lain:
• Keluarga tidak utuh atau kurang harmonis
• Sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya
• Keadaan ekonomi.

D. Cara mengungkapkan masalah belajar
Banyak cara dalam mengungkapkan masalah/kesulitan belajar diantaranya:
1. Pengamatan langsung ( observasi )
pengamatan merupakan teknik untuk merekam secara langsung kegiatan-kegiatan yang sedang terjadi. Pengmatan dapat dilaksanakan dengan berencana atau isidentil. Pengamatan berencana telah dipersiapkan secara sistematik baik mengenai waktunya,alatnya,maupun aspek-aspek yang akan diamati. Pengamatan isidentil dilakukan sewaktu-waktu bila terjadi suat kejadian yag menarik.
Agar data yang dikumpuikan dengan pengamatan dapat dicatat dengan sebaik-baiknya diperlukan pedoman pengamatan. Bentuk-bentuk pedoman pengamatan antara lain :
- Catatan anekdot (anecdotal record)
- Daftar cek (check list)
- Skala penilaian (rating scale)
- Pencatatan dengan menggunakan alat
Guru juga selaku pengamat, melakukan pengamatan terhadap perilaku peserta didik. Dalam pengamatan tersebut guru juga mewawancarai peserta didik atau teman belajarnya. Bila sudah ditemukan, maka sebagai pendidik, guru berusaha membantu memecahkan masalah belajar.
2. Pengungkapan Hasil Belajar
Untuk mengungkapkan masalah/ kesulitan belajar yang berhubungan dengan hasil belajar langkah berikutnya adalah pengolahan data. Data yang terkumpul dari kegiatan pengamatan/observasi tersebut, diolah secara cermat. Semua data harus diolah dan dikaji untuk mengetahui secara pasti sebab-sebab kesulitan belajar yang dialami peserta didik.
Dalam pengolahan data, beberapa kegiatan yang dapat ditempuh antara lain adalah:
a) Identifikasi kasus
b) Membandingkan antar kasus
c) Membandingkan dengan hasil tes, dan
d) Menarik kesimpulan.
Dengan mengetahui gejala diatas, maka mudah kita dapat mengenal dan menemukan siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan beiajar.
3. Tes Diagnotis
Tes diagnotis adalah suatu cara mengumpulkan data dengan tes. Menurut Cronbach, tes adalah : suatu prosedur yang sistematis untuk membandingkan kelakukan dari dua orang atau lebih.Untuk mengetahui peserta didik yang mengalami masalah/ kesulitan belajar sebaiknya tes buatan guru (teacher made test) yang dipergunakan, yaitu tes diagnoting (tes psikologis), sebab yang mengalami kesulitan belajar itu disebabkan IQ rendah, tidak memiliki bakat/ minat, mentalnya minder, dan Iain-lain sehingga diperlukan tes psikologis.
4. Tes Bakat/ Minat.
Tes-tes Intelegensi, tes bakat, tes kepribadian dan watak dan juga tes- tes pekerjaan keahlian ternyata dapat menghasilkan petunjuk-petunjuk terhadap tingkat ebilitas khusus individu, dengan kata lain hasil dari tes-tes tersebut diperoleh beberapa tingkat penafsiran yang reliable,diantaranya adalah :
1. Tes bakat akademik / academic aptitude
2. Tes kesenian dan musik / art and musiG aptitude
3. Tes bakat mekanis / mechanical aptitude
4. Tes bakat administrasi / clerical aptitude
5. Tes bakat untuk pekerjaan keahlian / aptitude for professional work
6. Daftar minat / interest inventories
5. Pengungkapan Sikap dan Kebiasaan Belajar
Sikap peserta didik, yang negatif terlihat dalam suatu pembelajaran, menunjukkan, diantaranya adalah :
- Sikap acuh tak acuh dan berpura-pura.
- Tidak suka dengan kepribadian guru dan metode/ pendekatan dalam pelaksanaan KBM.
- Tidak suka pada mata pelajaran tertentu.
- Sering menganggap remeh suatu persoalan
Berkaitan dengan sikap peserta didik tersebut, akan berdampak terhadap cara-cara belajar peserta didik, seperti tergambar uraian berikut ini:
a. Ekaplorasi
Peserta didik mencari dan mendapatkan ilmu pengetahuan tentang sesuatu melalui seluruh Inderanya, kemudian dikembangkan melalui berbagai usaha, melakukan sendiri dengan macam-macam kemungkinan.
b.Coba-coba
Melalui trial and error siswa belajar memecahkan sesuatu.
c. Rasa tidak senang
Dengan merasakan tidak senang, ia akan belajar menghindari kesalahan.
d. Rasa gembira.
Sesuatu yang menyenangkan cenderung untuk mengulang, dan sebaliknya
sesuatu yang tidak enak cenderung untuk dihindari.
e. Imtasi
Belajar melalui peniruan atau pengamatan paling sering dilakukan.
f. Partisipasi
Belajar melalui peniruan, berarti anak berpartisipasi secara aktif (learn by doing) itulah prinsip pedagogik dewasa ini.
g. Kornunikasi
Makin mudah komunikasi, makin menarik sesuatu hal untuk dipelajari.

E. Upaya penanganan masalah belajar.
1. Pengajaran Perbaikan
a. Pengertian Pengajaran Perbaikan (remedial teaching)
Remedial teaching atau pengajaran perbaikan adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, atau dengan singkat : pengajaran yang membuat menjadi baik. Maka pengajaran perbaikan atau remedial teaching itu adalah bentuk khusus pengajaran yang berfungsi untuk menyembuhkan, membetulkan atau membuat menjadi baik.
Yang disembuhkan adalah beberapa hambatan (gangguan) kepribadian yang berkaitan dengan kesulitan/masalah belajar setinggi dapat timbal balik yaitu perbaikan belajar juga perbaikan pribadi dan sebaliknya. Remedial teaching pada mulanya adalah kegiatan mengajar untuk anak luar biasa yang mengalami berbagai hambatan (sakit).
b. Prosedur Pelaksanaan Remedial Teaching
Remedial teaching yang merupakan saiah satu bentuk bimblngan belajar dapat dllaksanakan melalul prosedur sebagai berlkut:
1. Meneliti kasus dan permasalahannya sebagai titik tolak kegiatan-kegiatan berikutnya. Tujuan penelitian adalah agar memperoleh gambaran yang jelas mengenai kasus tersebut, serta cara dan kemungkinan pemecahannya. Berdasar atas penelitian kasus akan dapat ditemukan peserta didik yang perlu mendapatkan remedial teaching..
berasal dari dalam diri:
- Tingkat kecerdasannya.
- Motivasi untuk berprestasi.
- Sikap dalam belajar.
- Kebiasaan belajar.
- Penguasaan pengetahuan dasar.
Sedangkan penyebab yang berasal dari luar:
- Keterbatasan sumber belajar.
- Ketidak cocokan dengan program yang diambil;
- Kurang tepat cara mengajar (guru); Fasilitas terbatas;
- Kurang serasi hubungan guru dengan peserta didik ;
- Pengaruh lingkungan terhadap belajar;
- Tuntutan dari lembaga (program) yang terlalu tinggi dan Iain-Iain.
2. Menentukan tindakan yang harus dilakukan dalam langkah IniSebagai kelanjutan langkah pertama Kasus yang ringan bila murid belum menemukan cara belajar yang baik. Kasus yang berat adalah disamping belum memiliki cara belajar yang baik, juga memiliki hambatan emosional.
2. Program Pengayaan
Pelayanan pengayaan termasuk pelayan bimbingan disamping pelayanan remedial. Pelayanan pengayaan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan pada peserta didik yang cepat belajar, Yang dimaksud dengan peserta didik yang cepat belajar adalah peserta didik yang dapat menerima, memahami dan menguasai pelajaran dalam waktu relatif singkat.
3. Pembelajaran individual
Pembelajaran individual adalah interaksi antara guru-siswa secara individual dalam proses belajar mengajar. Pendekatan metode ini bersifat individual sesuai dengan kesulitan yang dihadapi peserta didik..
Pengajaran individual ini bersifat teraputik artinya mempunyai sifat penyembuhan dengan cara memperbaiki cara-cara belajar siswa. Untuk melaksanakan pengajaran individual ini guru dituntut memiliki kemampuan membimbing dan bersikap ; sabar, ulet, rela, bertanggung jawab, menerima dan memahami dan sebagainya.

Kebaikan - Kebaikan Pembelajaran individual
Pengalaman telah membuktikan bahwa pembelajaran individual lebih efektif dan efesien daripada pembelajaran konvensional. Ternyata pembelajaran individual juga lebih responsif terhadap kebutuhan-kebutuhan peserta didik. Tak dapat diingkari pula bahwa pembelajaran individual dapat dikatakan lebih manusiawi daripada pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Tujuan pembelajaran (komp.dasar) lebih realistis,dan dapat ditentukan untuk setiap peserta didik.
b. Materi dan sumber untuk KD/indicator dapat disesuaikan dengan kemampuan dan latar belakang peserta didik.
c. Lebih mementingkan pendekatan individual bila ada kesulitan yang dihadapi.
d. Memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya masing-masing
e. Umpan balik lebih konsisten dengan kebutuhan peserta didik.
4. Penyediaan Pelajaran Pilihan
Upaya penyediaan pelajaran pilihan kepada siswa maka perlu dipertimbangkan beberapa indikasi baik intelektual ataupun non intelektual yaitu : prestasi belajar, minat, bakat dan keinginan keluarga. Keputusan penetapan program pengajaran pilihan hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1) Kemampuan akademik berupa konsistensi nilai ataupun prestasi belajar yang diperoleh sebelumnya.
2) Kecenderungan minat dan kemampuan khusus (bakat) yang diperoleh baik melalui tes maupun non tes.
3) Perimbangan keluarga yang diperoleh melalui angket atau wawancara.

F. SEPULUH GEJALA SISWA DAN KEGAGALAN YANG DIALAMI SISWA SELAMA PROSES BELAJAR MENGAJAR YANG BERSIFAT ALTERNATIF DAN OBYEKTIVE ANALISYS.
1. Anak yang sulit memahami
Penyebabnya adalah banyak faktor yang memungkinkan:
• Faktor lingkungan, faktor lingkungan sangat mempengaruhi,dari pergaulan anak selama ini banyak gejala yang ditemukan disekitar kita karena faktor lingkungan sangat mempengaruhi psikologi anak atau sikap.
• Yang kedua penyebabnya adalah : anak yang sulit memahami dikarenakan kelas tidak nyaman dan tidak kondusif salah satu contoh kelas yang berdekatan dengan jalan raya, ini menggangu anak di dalam memperhatikan pelajaran.
2. Anak yang bodoh
Penyebabnya adalah :
• Kurang belajar, kurang disiplin, kurang memanfaatkan waktu, kurangnya memperhatikan, kurangnya mengulang pelajaran, tidak ada rasa percaya diri, banyak bermain/menyampingkan pelajaran, malas.
• Solusinya adalah selalu memberikan perhatian yang lebih kepada anak yang bodoh, memberikan saran, motivasi dan selalu memberikan cara yang mudah di dalam belajar agar mudah dipahami, dan memberikan cara yang terbaik sesuai denga kemampuan anak itu sendiri.

3. Anak yang nakal
Penyebabnya adalah :
• Pengaruh lingkungan yang kurang baik, perhatian orang tua yang kurang terhadap anak, pergaulan, kurang terkontrol.
• Solusinya adalah : pada dasarnya anak semacam ini kurang terkontrol, baik dari lingkungan mereka atu dari tempat mereka belajar.
4. Anak yang pemalu
Penyebabnya adalah:
• Yang pertama ini biasanya dari faktor anak itu sendiri, dan apabila tidak dirubah maka akan selamanya anak itu jadi pemalu terus, tetapi anak yang pemalu bukannya tidak bisa, mungkin ada faktor lain contohnya di dalam memberikan pertanyaan anak itu biasanya malu karena bisa-bisa nanti apa yang ditanyakan salah atau tidak rasional dan biasanya anak itu malu bertanya takut di tertawakan temannya.
• Solusinya, tidak segampang itu kita merubahnya. Ini perlu perlahan-lahan. Anak semacam ini kita ajak belajar di ruangan terbuka dan kemudian dia bisa bertanya dengan leluasa karena bebas .
5. Anak yang malas.
• Gejala dan penyebabnya adalah: kurangnya daya semangat dan motivasi dan kurang terkontrol di dalam lingkungannya sendiri.
• Solusinya adalah anak seperti ini jangan di biarkan terlalu bebas dan jangan di biarkan bermalas-malasan..
6. Kurang motivasi dalam belajar.
• Penyebabnya: kurangnya kemampuan yang dimiliki, kuranganya prasarana, seperti contoh buku yang masih minim.
• Solusinya anak yang kurang termotivasi selama belajar pada awalnya kita harus memberikan perlakuan yang khusus dulu seperti memberikan tangggung jawab dulu kepada guru BP/ yang mana guru BP itu sendiri memberikan sebuah perlakuan khusus dulu kepada anak tersebut..
7. Sulit memperhatikan
• Penyebabnya anak yang sulit memperhatikan yang sering kali dari faktor materi yang tidak menyenangkan/ anak itu tidak suka terhadap materi yang diajarkan dan tidak suka terhadap guru yang mengajar karena biasanya kalau murid tidak suka memperhatikan sampai-sampai guru yang mengajar tidak di sukai. Sebaliknya kalau materinya menarik dan anak suka otomatis gurunya pun di senangi.
• Solusinya anak harus di berikan semacam rangsangan terlebih dahulu supaya bagaimana anak itu senang dulu dan membangkitkan rasa keingintahuannya sehingga anak pada akhirnya memperhatikan, karena guru memberikan metode belajar dengan cara menarik dan membangkitkan rasa ingin tahu anak .
8. Kurangnya daya serap.
• Penyebabnya adalah: faktor penyampaian materi, kelas tidak kondusif, manajemen guru di dalam kelas kurang terorganisir, murid malas mengulang dan yang paling mendukung di sini factor psychology dan cognitive.
• Kalau di tinjau dari pactor psikology kondisi psikologis merupakan chracteristict psiko-fisik seseorang sebagai individu,yang di nyatakan dalam berbagai bentuk perilaku dalam interaksi dengan lingkungan.
9. Daya ingat yang lemah
• Penyebabnya ialah: dari faktor keturunan dan lingkungan /Biologis.
• Ingatan yang lemah sering kali di tinjau dari faktor keturunan dan ingatan yang lemah biasanya kurangnya mengulang apa yang di pelajari dan biasanya tidak membiasakan diri.
10. Berfikir lambat
• Tidak pernah mencoba untuk berfikir secara cepat ini juga di sebabkan perbedaan character manusia ada yang daya pikirnya cepat ada yang daya pikirnya lambat (split personality), lambat dalam berfikir,dan mengacu kepada lambat dalam berprilaku,dan berusaha.
• Solusinya melatih otak untuk terus menerus untuk berfikir cepat dan menghapal cepat kalau sudah terbiasa maka kebiasaan perfikir lambat Akan hilang belahan lahan intinya kita harus bayak menggali potensi otak.
11. Anak yang suka membolos.
Penyebabnya adalah
• Salah satu penyebabnya adalah tidak suka terhadap materi yang di sampaikan terutama pelajaran yang banyak di takuti siswa seperti pelajaran berhitung , matimatika, fisika, dan kimia terutama bahasa inggris bagi anak yang tidak sekali minat belajar bahasa.
• Solusinya salah satu jalan keluarnya adalah bagiamana seorang guru mampu mengkondisikan kelas dengan baik atau mengorganisir siswa supaya siswa itu tertarik di dalam belajar dan tidak membolos memang ini suatu hal yang sulit tetapi kita harus terus mencoba.
12. Anak yang minder
Penyebabnya anak ini minder karena
• Kurangnya percaya diri
• Sering nya malu terhadap teman teman yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
• Salah satu hal keterbatasan kemampuan yang di miliki.
• Anak ini minder biasanya yang sering kita temukan adalah anak yang tidak normal, dari segi bentuk pisik
Solusinya adalah:
• Di berikan perhatian yang khusus atas keterbatasanya.
• Harus di perhatikan dengan lebih, dan di berikan support yang penuh
• Di berikan semacam tugas yang agag bisa di kerjakan sesuai dengan kemampuan yang di miliki.
• Bentuk pendekatan yang di lakukan kepada anak ini harus di bedakan dengan anak lebih.
13. Anak yang suka tidur di setiap jam pelajaran.
• Penyebabnya adalah: anak yang suka tidur biasa biasanya di sebabkan oleh pactor kebiasaan apalagi kalau jam terakhir, dan suka begadang di malam hari sehingga anak itu tida konsentrasi di dalam belajar.
• Solusinya adalah bagi seorang guru apabila ada anak yang tidur terutama pada saat jam jam terakhir maka seorang guru harus bisa membangunkan anak dengan cara yang jitu yaitu pintar membuat suasana jadi ceria yaitu dengan cara guru harus pandai membuat gurauan yang bisa membikin anak itu jadi tertawa.

5. Layanan Bimbingan den Konseling
a. Pengertian Bimbingan dan Penyuluhan
Bimbingan (quidance) den penyuluhan (conseling) kedua Istilah tersebut tidak identik tetapi juga tidak kontradiktif. Penyuluhan merupakan syarat yang harus ada dalam bimbingan. Itu sebabnya para ahli mengatakan penyuluhan merupakan jantungnya bimbingan.
Bimbingan atau quidance merupakan usaha untuk membentuk individu atau peserta didik memecahkan masalah yang dihadapinya dalam mencapai perkembangan yang optimal den kehidupan yang sejahtera dan produktif.
Setiap individu apakah ia dewasa atau anak, pekerja atau peserta didik dalam kehidupannya sering menghadapi masalah. Masalah ini da pat bersumber pada diri individu dan dapat pula bersumber pada hal-hal di luar individu. Masalah ini dapat berupa kesulitan, hambatan ataupun kebutuhan yang belum terpenuhi. Masaiah-masalah ini ada yang dapat diselesaikan oleh individu sendiri tetapi ada kalanya membutuhkan orang lain yang membantunya. Ada masalah-masalah yang tidak terselesaikan dapat menghambat perkembangan Individu. Apalagi pada para peserta didik yang sedang berusaha mengembangkan dirinya seoptimal mungkin, adanya masalah seringkali menghambat proses belajar mereka atau prestasi mereka.
Untuk mangatasi masalah tersebut atau mencari perimbangan kesesuaian antara harapan dan kenyataan individu perlu pertolongan orang lain dan perlu bimbingan.
b. Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Pembelajaran
1. Layanan Bimbingan Dalam Pembelajaran
Layanan bimbingan pembelajaran bertujuan diantaranya membantu peserta didik dalam pengembangan sikap yang positif dalam beiajar dan sekaligus melatih cara belajar serta kebiasaan belajar yang baik di kalangan peserta didik. Tujuan lain agar peserta didik mengenal kelemahan dan kekuatannya dalam tiap mata pelajaran,sehingga secara berangsur-angsur peserta didik dapat memperbaiki dan menyesuaikan diri dengan berbagai kesulitan yang dihadapi.
Di bawah ini akan dikemukakan salah satu contoh petunjuk dalam mempelajari mata pelajaran eksakta :
a Belajar secara sistematis dan cukup memperhatikan waktu, belajar berdasar atas pemahaman.
b Mengadakan latihan-latihan yang bersifat rutin hingga bertaraf pengetahuan siap.
c Mengadakan latihan-latihan yang bersifat problem solving menuju ke insight.
d Memahami dan membetulkan kesalahan yang pernah dibuat dalam menyelesaikan soal-soal.
2. Layanan Konseling dalam Pernbelajaran
Seperti yang diuraikan pada topik permasalahan yang dihadapi peserta didik, kesulitan yang ada banyak yang bersumber pada sikap yang salah pada peserta didik,missal kurang serius, motivasi rendah, kehilangan kepercayaan diri, merasa rendah diri sebagainya. Untuk mengatasi masalah tersebut satu-satunya cara yang harus ditempuh yaitu dengan mengadakan perubahan diri, perubahan sikap, perubahan pandangan hidup dan sebagainya. Dalam pemecahannya maka sikap kurang serius harus diubah menjadi sikap yang serius. Dengan terjadinya perubahan dalam sikap(dari tidak serius menjadi serius), maka kesulitan yang dihadapi siswa dapat diselesaikan.
Untuk mencapai terjadinya perubahan ini, maka pendekatan yang harus dilakukan oleh pembimbing yaitu dengan mengadakan konseling. Melalui konseling diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang luas tentang dirinya (dalam arti luas) termasuk pemahaman tentang masalah yang dihadapinya. Melalui pemahaman yang benar ini,selanjutnya peserta didik mengadakan reorganisasi dalam proses menanggapi, proses merasadan proses berfikir, dan akhirnya berdasarkan proses reorganisasi tersebut paserta didik dapat menentukan langkah-langkah yang tepat baginya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Phonetic Transcription

Phonetic Transcription
Phonetic Transcription
Phonetic transcription uses a larger set of symbols to capture more phonetic detail relating to the actual production of the utterance.
There are two types of phonetic transcription:
- broad phonetic transcription
- narrow phonetic transcription
Broad Phonetic Transcription
Broad phonetic transcription of speech does not attempt to record the extremely large number of idiosyncratic or contextual variations in pronunciation that occur in normal speech nor does it attempt to describe the individual variations that occur between speakers of a language or dialect.
The goal of a broad transcription is to record the phonemes that a speaker uses rather than the actual spoken variants of those phonemes that are produced when a speaker utters a word.
Strictly speaking:
a “broad phonetic” transcription classifies speech sounds into broad classes of actually spoken sounds
and
a “phonemic” transcription classifies speech sounds in terms of the phonemes that a speaker intends to communicate.
In practice, however, the terms “broad phonetic” and “phonemic” transcription are often used interchangeably and mean the transcription of phonemes.
Phonetic transcription (or phonetic notation) is the visual representation of speech sounds (or phones). The most common type of phonetic transcription uses a phoneticalphabet, e.g., the International Phonetic Alphabet.
Phonetic transcription versus orthography
The pronunciation of words in many languages, as distinct from their written form (orthography), has undergone significant change over time. Pronunciation can also vary greatly among dialects of a language. Traditional orthography in some languages, particularly French and English, often differs from the pronunciation. For example, the words "bough" and "trough" do not rhyme in English, even though their spellings might suggest they do. In French, for example, the 's' at the end of words is usually silent ("militaire" is pronounced the same as "militaires") unless followed by a word beginning in a vowel. In the orthography of most European languages, the fact that many letters are pronounced or silent depending on contexts causes difficulties in determining the appropriate pronunciation, especially in the cases of English, Irish, and French. However, in other languages, such as Spanish and Italian, there is a more consistent—though still imperfect—relationship between orthography and pronunciation.
Therefore, phonetic transcription can provide a function that orthography cannot. It displays a one-to-one relationship between symbols and sounds, unlike the traditional Roman alphabet. Phonetic transcription allows us to step outside of orthography and examine differences in pronunciation between dialects within a given language, as well as to identify changes in pronunciation that may take place over time.
History
Narrow versus broad transcription
Phonetic transcription may aim to transcribe the phonology of a language, or it may wish to go further and specify the precise phonetic realisation. In all systems of transcription we may therefore distinguish between broad transcription and narrow transcription. Broad transcription indicates only the more noticeable phonetic features of an utterance, whereas narrow transcription encodes more information about the phonetic variations of the specific allophones in the utterance. The difference between broad and narrow is a continuum. One particular form of a broad transcription is a phonemic transcription, which disregards all allophonic difference, and, as the name implies, is not really a phonetic transcription at all, but a representation of phonemic structure.
For example, one particular pronunciation of the English word little may be transcribed using the IPA as /ˈlɪtəl/ or [ˈlɪtɫ̩]; the broad, phonemic transcription, placed between slashes, indicates merely that the word ends with phoneme /l/, but the narrow, allophonic transcription, placed between square brackets, indicates that this final /l/ ([ɫ]) is dark (velarized).
The advantage of the narrow transcription is that it can help learners to get exactly the right sound, and allows linguists to make detailed analyses of language variation. The disadvantage is that a narrow transcription is rarely representative of all speakers of a language. Most Americans and Australians would pronounce the /t/ of little as a tap [ɾ]. Many people in England would say /t/ as [ʔ] (a glottal stop) and/or the second /l/ as [w] or something similar. A further disadvantage in less technical contexts is that narrow transcription involves a larger number of symbols which may be unfamiliar to non-specialists.
The advantage of the broad transcription is that it usually allows statements to be made which apply across a more diverse language community. It is thus more appropriate for the pronunciation data in foreign language dictionaries, which may discuss phonetic details in the preface but rarely give them for each entry. A rule of thumb in many linguistics contexts is therefore to use a narrow transcription when it is necessary for the point being made, but a broad transcription whenever possible. Types of notational systems
Most phonetic transcription is based on the assumption that linguistic sounds are segmentable into discrete units that can be represented by symbols.] Alphabetic
The International Phonetic Alphabet (IPA) is one of the most popular and well-known phonetic alphabets. It was originally created by primarily British language teachers, with later efforts from European phoneticians and linguists. It has changed from its earlier intention as a tool of foreign language pedagogy to a practical alphabet of linguists. It is currently becoming the most often seen alphabet in the field of phonetics.
Most American dictionaries for native English-speakers—American Heritage Dictionary of the English Language, Random House Dictionary of the English Language, Webster's Third New International Dictionary—employ respelling systems based on the English alphabet, with diacritical marks over the vowels and stress marks.[1] (See Wikipedia:United States dictionary transcription for a generic version.)
Another commonly encountered alphabetic tradition is the Americanist phonetic alphabet, originally created for the transcription of Native American and European languages. There exist somewhat similar traditions used by linguists of Indic, Finno-Ugric, Caucasian, and Slavic languages. The difference between these alphabets and IPA is small, although often the specially created characters of the IPA are often abandoned in favour of already existing characters with diacritics (e.g. many characters are borrowed from Eastern European orthographies).
There are also extended versions of the IPA, for example: extIPA, VoQs, and Luciano Canepari's canIPA.
Other transcription systems
The IPA is not the only phonetic transcription system in use. The other common Latin-based system is the Americanist phonetic notation, devised for representing American languages, but used by some US linguists as an alternative to the IPA. There are also sets of symbols specific to Slavic, Indic, Finno-Ugric, and Caucasian linguistics, as well as other regional specialties. The differences between these alphabets and IPA are relatively small, although often the special characters of the IPA are abandoned in favour of diacritics or digraphs.
Other alphabets, such as Hangul, may have their own phonetic extensions. There also exist featural phonetic transcription systems, such as Alexander Melville Bell's Visible Speech and its derivatives.
The International Phonetic Association recommends that a phonetic transcription should be enclosed in square brackets "[ ]". A transcription that specifically denotes only phonological contrasts may be enclosed in slashes "/ /" instead. If one is in doubt, it is best to use brackets, for by setting off a transcription with slashes one makes a theoretical claim that every symbol within is phonemically contrastive for the language being transcribed.
Phonetic transcriptions try to objectively capture the actual pronunciation of a word, whereas phonemic transcriptions are model-dependent. For example, in The Sound Pattern of English, Noam Chomsky and Morris Halle transcribed the English word night phonemically as /nixt/. In this model, the phoneme /x/ is never realized as [x], but shows its presence by "lengthening" the preceding vowel. The preceding vowel in this case is the phoneme /i/, which is pronounced [aɪ] when "long". So phonemic /nixt/ is equivalent to phonetic [naɪt], but underlying this analysis is the belief that historical sounds such as the gh in night may remain in a word long after they have ceased to be pronounced, or that a phoneme may exist in a language without ever being directly expressed. (This was later rejected by both Chomsky and Halle.)
For phonetic transcriptions, there is flexibility in how closely sounds may be transcribed. A transcription that gives only a basic idea of the sounds of a language in the broadest terms is called a broad transcription; in some cases this may be equivalent to a phonemic transcription (only without any theoretical claims). A close transcription, indicating precise details of the sounds, is called a narrow transcription. These are not binary choices, but the ends of a continuum, with many possibilities in between. All are enclosed in brackets.
For example, in some dialects the English word pretzel in a narrow transcription would be [ˈpʰɹ̥ʷɛʔt.sɫ̩], which notes several phonetic features that may not be evident even to a native speaker. An example of a broad transcription is [ˈpʰɹɛt.sɫ̩], which only indicates some of the easier to hear features. A yet broader transcription would be [ˈpɹɛt.sl]. Here every symbol represents an unambiguous speech sound, but without going into any unnecessary detail. None of these transcriptions make any claims about the phonemic status of the sounds. Instead, they represent certain ways in which it is possible to produce the sounds that make up the word.
There are also several possibilities in how to transcribe this word phonemically, but here the differences are generally not of precision, but of analysis. For example, pretzel could be /ˈprɛt.sl̩/ or /ˈpret.səl/. The special symbol for English r is not used, for it is not meaningful to distinguish it from a rolled r. The differences in the letter e reflect claims as to what the essential difference is between the vowels of pretzel and pray; there are half a dozen ideas in the literature as to what this may be. The second transcription claims that there are two vowels in the word, even if they can't both be heard, while the first claims there is only one.
However, phonemic transcriptions may also be broad or narrow, or perhaps it would be better to say abstract vs. concrete. They may show a fair amount of phonetic detail, usually of a phoneme's most common allophone, but because they are abstract symbols they do not need to resemble any sound at all directly. Phonemic symbols will frequently be chosen to avoid diacritics as much as possible, under a 'one sound one symbol' policy, or may even be restricted to the ASCII symbols of a typical keyboard. For example, the English word church may be transcribed as /t͡ʃɝːt͡ʃ/, a close approximation of its actual pronunciation, or more abstractly as /crc/, which is easier to type. Phonemic symbols should always be explained, especially when they are as divergent from actual /crc/.
Occasionally a transcription will be enclosed in pipes ("| |"). This goes beyond phonology into morphological analysis. For example, the words pets and beds could be transcribed phonetically as [pʰɛʔts] and [b̥ɛdz] (in a fairly narrow transcription), and phonemically as /pets/ and /bedz/. Because /s/ and /z/ are separate phonemes in English, they receive separate symbols in the phonemic analysis. However, you probably recognize that underneath this, they represent the same plural ending. This can be indicated with the pipe notation. If you believe the plural ending is essentially an s, as English spelling would suggest, the words can be transcribed |pets| and |beds|. If, as most linguists would probably suggest, it is essentially a z, these would be |petz| and |bedz|.
To avoid confusion with IPA symbols, it may be desirable to specify when native orthography is being used, so that, for example, the English word jet is not read as "yet". This is done with angle brackets or chevrons: ‹jet›. It is also common to italicize such words, but the chevrons indicate specifically that they are in the original nguage's orthography, and not in English transliteration.
la
Visible Speech
In iconic phonetic notation, the shapes of the phonetic characters are designed so that they visually represent the position of articulators in the vocal tract. This is unlike alphabetic notation, where the correspondence between character shape and articulator position is arbitrary. This notation is potentially more flexible than alphabetic notation in showing more shades of pronunciation (MacMahon 1996:838–841). An example of iconic phonetic notation is the Visible Speech system, created by Scottish phonetician, Alexander Melville Bell (Ellis 1869:15).

URGENSI ILMU PENDIDIKAN BAGI GURU

URGENSI ILMU PENDIDIKAN BAGI GURU
Urgensi Ilmu Pendidikan Bagi Guru
Salah satu faktor mundurnya kualitas pendidikan kita dan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah guru. Guru merupakan garda terdepan dalam menentukan arah dalam proses pendidikan. Guru menjadi sosok yang diteladani, dan ditiru. Kewibawaan guru juga tidak hanya dirasakan dalam pendidikan persekolahan, akan tetapi di masyarakat guru juga dianggap sebagai sosok yang dihormati dikarenakan profesi guru adalah profesi yang sangat mulia. Karena guru adalah salah satu elemen penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, maka peningkatan profesionalisme guru pun menjadi suatu yang mutlak untuk terus diupayakan. Dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa ada empat kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru. Pertama, kompetensi pedagigik (menyangkut penguasaan bidang keilmuan pendidikan), kedua, kompetensi kepribadian, ketiga, kompetensi sosial, dan keempat, kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut idealnya harus dimiliki oleh guru sebagai dasar kompetensi minimal seorang guru. Dalam hal ini, penulis akan membatasi pembahasan mengenai kompetensi pedagogik saja sebagai salah satu kompetensi ilmu keguruan yang harus dimiliki guru.
Telah dijelaskan diawal bahwa, kompetensi pedagogik merupakan kompetensi dasar yang mesti dimiliki oleh guru. Walaupun kompetensi ini bersifat teoritis, akan tetapi punya peran yang signifikan dalam dunia pendidikan. Contoh, dalam kompetensi pedagogik terdapat pengetahuan tentang psikologi pendidikan, psikologi belajar, dan psikologi perkembangan. Semua cabang ilmu tersebut bermanfaat bagi guru dalam rangka mengenal karakteristik peserta didik. Dengan guru memahami ilmu tersebut setidaknya guru dapat mempertimbangkan strategi dan metode belajar yang tepat bagai peserta didik, dan juga guru dapat mendiagnosa kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik.
Adapun urgensi dari ilmu pendidikan bagi guru sebagai berikut :
a. Mengetahui berbagai konsep, prinsip, dan teori pendidikan dalam melaksanakan praktek pendidikan.
b. Mempunyai sikap kritis terhadap pandangan-pandangan teori pendidikan
c. Memberikan kontribusi pada pola pikir dan pola kerja calon pendidikan.
d. Memiliki kesiapan studi lebih lanjut.




Tampaknya pelaksanaan pendidikan kita di sekolah belum sesuai dengan harapan tersebut. Hal itu dikarenakan Banyak komponen yang dapat mempengaruhinya. Dengan tidak mengesampingkan faktor lain, komponen yang selama ini dianggap sangat mempengaruhi proses pendidikan adalah komponen " guru". Hal ini memang wajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum pendidikan, bagaimanapun lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikannya, maka semuanya akan kurang bermakna. Oleh sebab itu, untuk mencapai proses dan hasil pendidikan seperti yang diharapkan, sebaiknya dimulai dengan menganalisis komponen guru.
Oleh karena itu seorang calon guru perlu memiliki kemampuan merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang dianggap cocok dengan materi pembelajaran, termasuk di dalamnya memanfaatkan bebagai sumber dan media pembelajaran untuk menjamin efektifitas pembejaran. Dengan demikian, seorang calon guru perlu memiliki kemampuan khusus, yaitu kemampuan yang tidak mungkin dimiliki oleh orang lain yang bukan guru."A teacher is person charged with the responbility of helping others to learn and to behave in new different ways" (James M. Cooper, 1990). Itulah sebabnya guru adalah pekerjaan profesional yang membutuhkan kemampuan dan pendidikan yang khusus.



………………………………………………………………………………………………

Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik. Muhibbin Syah (2003) mengatakan bahwa "diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik"
Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan - pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat :
1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu.
2. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami siswanya.
3. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.
Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.
4. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.
Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya.
5. Menciptakan iklim belajar yang kondusif.
Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
6, Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.
7. Menilai hasil pembelajaran yang adil.
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.

Stress & Intonation

Stress & Intonation
So far, we’ve been discussing phonetic features that affected individual phones or segments or effects that occur when we produce combinations of them. By looking at stress and intonation, we now move away from this segmental level to the suprasegmental one. At this level, we essentially deal with features that affect larger units, such as syllables, phrases, clauses or ‘sentences’*.
Suprasegmental features are always features that relate to the prominence of certain parts of an utterance, whether it be in terms of accentuation or de-accentuation of certain items. When we employ suprasegmental features in speech, we either try to group (or package) certain bits of information together or emphasise them in order to highlight salient/important items or contrast them with one another. Conversely, de-accentuating certain known or previously mentioned items also helps us to give more salience to the relevant parts of information.
Intonation
As you will have seen in the previous section, intonation is a complex and difficult area, where much depends on the correct interpretation of certain patterns, an interpretation which is often made more difficult by the influence of specific segmental features, such as the absence of voicing in consonants preceding a vowel, etc. Because of this complexity, we will only be able to cover a relatively tiny part of what there is to know about the topic.
The Rhythym of a Language:

Speakers and learners of English are interested in improving their ACCENT. They quite properly give importance to their pronunciation. However, making the correct English sounds is only a part of a correct accent. A native accent also depends on proper links between parts of the expressions spoken, and also the proper intonation or stress on the parts of the words in the spoken utterance.

It is necessary to have the proper "music" or rhythm of the language that is spoken. You all know the following word game. What is a "zookee"? Ask this of a native born English speaker and they will not know what you mean. If you say, "It is used to open the gate to a place where animals are kept". He or she will know that you are saying "zoo key". You may have pronounced the sounds perfectly but your link between the two parts of the word caused your listener to not hear "zoo key".

The same thing happens with word stress. A native speaker of English knows whether you mean the place where the president of the United States lives, or a house that is painted white when you say "white house". Similarly when you say "dark room", you mean either a room with no lights on, or the place where a photographer develops film. It is the word stress (which has certain rules that you will learn in other articles) that makes the difference.

This article will present an example of and the reasons for the importance of proper word stress.

A. Read the following sentences aloud timing how long each one takes to read. Then count the syllables in each sentence.

The beautiful Mountain appeared transfixed in the distance.
(How long did it take to read? ______ seconds.) (How many syllables does it have? ________)

He can come on Sundays as long as he doesn't have to do any homework in the evening.
(How long did it take to read? (______ seconds.) (How many syllables does it have? ________)

• Notice that the first sentence actually takes about the same time to speak well!

• Even though the second sentence is approximately 30% longer than the first, the sentences take the same time to speak. This is because there are 5 stressed words in each sentence.

B. Learn the following facts concerning pronunciation.

• English is considered a stressed language while many other languages are considered syllabic.

• In other languages, such as French or Italian, each syllable receives equal importance (there is stress, but each syllable has its own length).

• English pronunciation focuses on specific stressed words while quickly gliding over the other, non-stressed, words.

• Stressed words are considered content words: Nouns e.g. kitchen, Peter - (most) principle verbs e.g. visit, construct - Adjectives e.g. beautiful, interesting - Adverbs e.g. often, carefully

• Non-stressed words are considered function words: Determiners e.g. the, a - Auxiliary verbs e.g. am, were - Prepositions e.g. before, of - Conjunctions e.g. but, and - Pronouns e.g. they, she

C. Practice and Keep it up

• Write down a few sentences, or take a few example sentences from a book or exercise.

• First underline the stressed words, then read aloud focusing on stressing the underlined words and gliding over the non-stressed words.

• Be surprised at how quickly your pronunciation improves! By focusing on stressed words, non-stressed words and syllables take on their more muted nature.

• When listening to native speakers, focus on how those speakers stress certain words and begin to copy this.

• Now, do some listening comprehension or go speak to your native English speaking friends and listen to how they concentrate on the stressed words rather than giving importance to each syllableStressed words are the key to excellent pronunciation and understanding of English.

D. Tips:

• Remember that non-stressed words and syllables are often "swallowed" in English.

• Always focus on pronouncing stressed words well, non-stressed words can be glided over.

• Don't focus on pronouncing each word. Focus on the stressed words in each sentence.

PENGERTIAN OBLIGASI

PENGERTIAN OBLIGASI
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak pengakuan hutang atas pinjaman yang diterima oleh penerbit obligasi dari pemberi pinjaman (pemodal)
• Berinvestasi (membeli) Obligasi : meminjamkan uang
• Menerbitkan Obligasi : berhutang uang

Obligasi adalah bagian dari Efek
Bab 1, Pasal 1, Angka 5, UU RI No. 8 1995 tentang Pasar Modal, Efek adalah suatu surat berharga, yang dapat berupa surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, OBLIGASI, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek

JENIS OBLIGASI
Dari sisi penerbit:
o Corporate bond, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan;
o Government bond, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat;
o Municipal bond, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Pemda.
Sistem pembayaran :
o Zero coupon bond, yaitu obligasi yang tidak mewajibkan penerbitnya membayar coupon (bungan) kepada pemegangnya.
o Coupon bond (fixed coupun bond & Floating coupon bond), yaitu obligasi yang mewajibkan penerbit untuk membayar coupon (bunga) baik tetap (fixed coupon bond) maupun bungan mengambang (floating coupon bond)
Dari sisi Hak penukaran :
o Convertible bond , yaitu obligasi yang dapat ditukar dengan saham penerbitnya (ditukar saham emiten)
o Exchangable bond , yaitu obligasi yang dapat ditukar dengan saham afiliasi milik penerbit/emiten
o Callable bond , yaitu obligasi yang memberi hak kepada penerbitnya untuk melakukan penarikan/pelunasan pada waktu tertentu(waktu penarikan biasanya sudah diatur dalam perjanjian waktu penerbitan obligasi)
o Putable bond , yaitu obligasi yang memberikan hak kepada pemilik/pemegang untuk menukarkan/meminta pelunasan kepada penerbit/emiten.
Dari sisi Jaminan :
Secure bond , yaitu obligasi yang dijamin pelunasannya dengan assets tertentu.
§ Guaranteed bond , jika penjaminnya adalah pihak III
§ Mortgage bond , jika dijamin dengan real properties (: gedung)
§ Collateral trust bond, jika dijamin dengan surat berharga (sekuritas, receivables) Unsecured bond (Debentures), yaitu obligasi yang tidak dijamin oleh assets tertentu.

HARGA OBLIGASI
Harga obligasi adalah suatu harga apabila kita ingin membeli atau menjual obligasi di pasar modal baik melalui transaksi bursa maupun OTC. Beberapa hal yang mempengaruhi harga obligasi adalah :
Nominal, yaitu harga obligasi sebagaimana pada waktu penerbita.
Tingkat bunga, yaitu tingkat bunga yang umum berlaku dalam masyarakat sebagai pembanding kupon (bunga) obligasi.
Periode pembayaran bunga, yaitu periode waktu dimana penerbit melakukan pembayaran kupo . Biasanya 3 bulanan atau 6 bulanan.
Jangka waktu jatuh tempo yaitu jangka waktu sejak obligasi diterbitkan sampai dilunasi oleh penerbitnya.

Contoh :
Nominal obligasi =Rp 1000 ;
Kupon = 10%/th
Periode pembayaran setiap 6 bulan, dengan jatuh tempo 20 tahun

Jika tingkat bunga yang berlaku umum adalah 11%/tahun, maka harga obligasi :
P = C/(1+r) + C/(1+r)2 ……C/(1+r)n + M/(1+r)n
P = 50/(1+0.055) + 50/(1+0.055)2 …..+50/(1+0.055)40 + 1000/(1+0.055)40 = 919.77 (harga di bawah nominal disebut at discount)

Jika required yield 10%/tahun (sama dengan kupon), maka harga obligasi :
P = C/(1+r) + C/(1+r)2 ……C/(1+r)n + M/(1+r)n
P = 50/(1+0.05) + 50/(1+0.05)2 …..+50/(1+0.05)40 + 1000/(1+0.05)40 = 1000 (harga sama persis dengan nominal disebut at par)

Jika required yield 6.8%/tahun, maka harga obligasi :
P = C/(1+r) + C/(1+r)2 ……C/(1+r)n + M/(1+r)n
P = 50/(1+0.034) + 50/(1+0.034)2 …..+50/(1+0.034)40 + 1000/(1+0.034)40 = 1.347,04 (harga di atas nominal disebut at premium)

LINGKUNGAN HIDUP

LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan hidup adalah semua benda, daya dan kondisi yang terdapat dalam suatu tempat atau ruang tempat manusia atau makhluk hidup berada dan dapat dipengaruhi hidupnya
Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi.
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
2. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.