Senin, 22 November 2010

Akhlak Pribadi

A.Latar Belakang
Belakangan ini kita sering mendengar berita-berita tentang banyaknya akhlak-akhlak para pemuda yang rusak. Di lingkungan pelajar dan mahasiswa misalnya, sering kita dengar tawuran antar pelajar, siswa-siswi yang tidak berakhlak, dan pergaulan bebas. Oleh karena itu siapapun yang mendambakan keselamatan dan keberuntungan dalam hidupnya, tidak ada jalan lain baginya kecuali dengan tazkiyatun nufus (penyucian jiwa). Menyucikan diri dari kefasikan, keburukan amalnya dan akhlak yang buruk.
Bagaimanakah cara dan metode menyucikan diri yang benar? Adakah metode-metode yang khusus yang lazim dilakukan oleh orang yang akan memperbaiki akhlaknya? Apakah pengalaman pribadi, perasaan seseorang dan bisikan hati bisa dijadikan landasan amal dalam hal ini?
Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam. Dan seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan oleh manusia tanpa petujuk dari Rasul mereka. Tidak terkecuali dalam masalah perbaikan akhlak, hendaknya kita kembalikan kepada petunjuk Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam, sebagai satu-satunya manusia yang ahli di bidang tersebut.
Ketahuilah wahai saudaraku seiman, sesungguhnya memperbaiki akhlak dengan tujuan membentuk akhlak yang mulia merupakan faktor utama bagi kekuatan dan keagungan umat. Sesungguhnya nilai suatu umat itu terdapat pada akhlaknya. Jika akhlak itu hilang maka hilang pula nilai umat tersebut. Karena itulah perbaikan akhlak memiliki peranan yang sangat penting, karena dia sangat berpengaruh bagi baik atau buruknya suatu umat.
Di samping itu perbaikan akhlak menjadi landasan tegaknya perintah-perintah Allâh Ta'ala di dalam jiwa manusia. Jika jiwa manusia dibiasakan dengan akhlak mulia dan lurus, niscaya jiwa tersebut akan senang dan bangga dalam mengagungkan syiar-syiar Allâh Ta'ala dan berjalan diatas manhaj-Nya.
1
B.Akhlak Pribadi Unggul
Keberadaan akhlak mulia bagi setiap pribadi unggul, adalah buah dari keimanan yang kental. Dan ini merupakan kekayaan yang tinggi nilainya dalam kehidupan manusia. Untuk itu, sejak awal, kita harus berusaha memburu keilmuan tentang itu sebagai bekal dalam membangun kehidupan.
Berikut ini, ada beberapa nilai akhlak Islam yang menjadi tonggak amalan, sehingga patut dikedepankan bagi setiap muslim dalam melahirkan individu/pribadi unggul.
1.Ikhlas
Ikhlas adalah inti dari setiap ibadah dan perbuatan seorang muslim. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Bayyinah : 5, "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan (keikhlasan) kepadaNya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus."
2.Amanah
Yaitu sifat mulia yang mesti diamalkan oleh setiap orang. Dalam suatu sumber menyebutkan, amanah adalah asas ketahanan umat, kestabilan negara, kekuasaan, kehormatan, dan roh kepada keadilan. Singkatnya, amanah berarti sesuatu yang dipercayakan, sehingga kita harus menjaga amanah tersebut. Dalam hal ini, Allah berfirman dalam Al-Qur'an, "Maka tunaikanlah oleh orang yang diamanahkan itu akan amanahnya dan bertakwalah kepada Allah Tuhannya." (QS. Al-Baqarah : 283).


2
3.Adil
Bersifat adil, berarti menempatkan/meletakan sesuatu pada tempatnya. Adil juga tidak lain ialah berupa perbuatan yang tidak berat sebelah. Para Ulama menempatkan adil kepada beberapa peringkat, yaitu adil terhadap diri sendiri, bawahan, atasan/pimpinan, dan sesama saudara. Nabi SAW bersabda :
"Tiga perkara yang menyelamatkan yaitu takut kepada Allah ketika bersendirian dan di khalayak ramai, berlaku adil pada ketika suka dan marah, dan berjimat cermat ketika susah dan senang; dan tiga perkara yang membinasakan yaitu mengikuti hawa nafsu, terlampau bakhil, dan kagum seseorang dengan dirinya sendiri." (HR. Abu Syeikh).
4.Bersyukur
Bersyukur pada tataran menjadi pribadi unggul berlaku pada dua keadaan. (1) Sebagai tanda kerendahan hati terhadap segala nikmat yang diberikan oleh Sang Pencipta adalah sama, baik sedikit atau banyak. (2) Bersyukur sesama makhluk sebagai ketetapan daripada Allah, supaya kebajikan senantiasa dibalas dengan kebajikan. Allah berfirman, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan sekiranya kamu mengingkari (kufur nikmatKu), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih." (QS. Ibrahim : 7).
5.Tekun
Ketekunan ini tidak lain adalah usaha dengan rajin, keras hati, dan bersungguh-sungguh. Islam sendiri, jauh-jauh hari telah menggalakan umatnya untuk tekun apabila melakukan sesuatu pekerjaan. Sehingga dapat diselesaikan dengan baik dan berjaya. Nabi SAW dalam sabdanya menyebutkan, "Sesungguhnya Allah SWT menyukai apabila seseorang bekerja, dia melakukan dengan tekun." (HR. Abu Daud).

3
6.Disiplin
Yaitu ketaatan pada aturan dan tata tertib. Untuk itu, berdisiplin dalam menjalankan suatu kerja akan dapat menghasilkan mutu kerja yang cemerlang. Sehingga perilaku disiplin ini, akan mengantarkan hasrat negara untuk menjadi maju dan unggul dapat dicapai lebih cepat lagi, bila dibandingkan dengan perilaku tidak disiplin.
7.Sabar
Yaitu sifat tahan menderita sesuatu (tidak lekas marah; tidak lekas patah hati; tidak lepas putus asa; dan sebagainya). Di dalam menghadapi cobaan hidup, ternyata kesabaran ini sangat penting untuk membentuk individu/pribadi unggul.
C.Membentuk Pribadi Berakhlak Mulia
• Akidah (Keyakinan) Yang Benar
• Berdo’a kepada Allah SWT
• Mujahadah (Perjuangan)
• Muhasabah (Intropeksi Diri)
• Tafakkur (Merenung) Dampak positif dari Akhlak Mulia
• Melihat dampak negatif dari akhlak tercela
• Jangan Pernah Berputus Asa
• Bercita – cita yang Tinggi
• Berpaling dari orang-orang yang bodoh (Jahil)
• Terbuka dengan Kritikan dan Saran
• Bersahabat dengan orang memiliki akhlak mulia
• Membaca Buku-buku tentang akhlak


4
D.Beberapa Faktor yang Berpengaruh Terhadap Akhlak Seseorang:
1.Lingkungan (masyarakat)
Karena lingkungan termasuk konsekwensi pada akhlak sesorang, jika Allah l mengadzab suatu kaum, maka bisa saja orang yang soleh sekalipun apabila Allah berkehendak, maka ia juga takkan luput dari adzab tersebut. Oleh karena itu, perhatikan dan mawas lingkunganlah selalu agar tidak terjadi apa yang ditakutkan dari buruknya akhlak seseorang.
2.Sifat sombong
Sebagaimana sabda Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam :“Kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.”
3.Ilmu yang benar
Inilah faktor yang paling berpengaruh dalam baiknya akhlak seseorang. Jika seseorang telah membekali dirinya dengan ilmu yang benar, maka konsekwensinya adalah mengamalkan ilmu tersebut. Semakin berilmu seseorang, semakin tawadhu’ pula sifatnya. Dan ini mendorongnya untuk selalu mengintropeksi akhlaknya dengan ilmu-ilmu yang telah ia dapatkan.
E.Krisis Moral dan Kepribadian
Kita hidup dalam sebuah dunia yang gelap, dimana setiap orang meraba-raba, namun tidak menemukan denyut nurani, tidak merasakan sentuhan kasih, dan tidak melihat sorot mata persahabatan yang tulus, dalam hal ini masyarakat mungkin mengalami krisis moral. Krisis moral dapat ditandai oleh dua gejala yaitu tirani dan keterasingan. Tirani merupakan gejala dari rusaknya perilaku sosial, sedangkan keterasingan menandai rusaknya hubungan sosial.
5
Penyebab terjadinya krisis moral adalah :
• Adanya penyimpangan pemikiran dalam sejarah pemikiran manusia yang menyebabkan paradoks antarnilai, misalnya etika dan estetika.
• Hilangnya model kepribadian yang integral, yang memadukan kesalihan dengan kesuksesan, kebaikan dengan kekuatan, dan seterusnya.
• Munculnya antagonisme dalam pendidikan moral.
• Lemahnya peranan lembaga sosial yang menjadi basis pendidikan moral.
Krisis moral ini menimbulkan begitu banyak ketidakseimbangan di dalam masyarakat yang tentunya tidak membuat masyarakat bahagia. Maka solusi yang sangat tepat bagi masalah ini hanya satu yaitu : Kembali menempuh jalan Allah , kembali kepada jalan islam. “Maka, barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah : 38)
F.Akhlak Dalam Semua Sisi Kehidupan
Akhlak adalah nilai pemikiran yang telah menjadi sikap mental yang mengakar dalam jiwa, lalu tampak dalam bentuk tindakan dan perilaku yang bersifat tetap, natural, dan refleks. Jadi, jika nilai islam mencakup semua sektor kehidupan manusia, maka perintah beramal shalih pun mencakup semua sektor kehidupan manusia itu.
Akhlak = Iman + Amal Shalih
Maka akhlak Laa Ilaaha Illallaah sebagai kumpulan nilai kebenaran, kebaikan, dan keindahan memasuki individu manusia dan merekonstruksi visi, membangun mentalitas, serta membentuk akhlak dan karakternya. Demikianlah, Laa Ilaaha Illallaah sebagai kumpulan nilai kebenaran, kebaikan, dan keindahan memasuki masyarakat manusia dan mereformasi sistem, serta membangun budaya dan mengembangkan peradabannya.

6

KESIMPULAN

Orang yang memiliki sifat-sifat unggul tersebut, akan sangat beruntung karena ia mampu mengemudi hidupnya dengan "kesempurnaan". Dan kondisi demikian, membuat seseorang dapat berperan dengan baik kepada dirinya dan alam sekitarnya.

Seseorang yang berakhlak mulia, akan pantang berbohong terhadap diri sendiri dan tidak pernah menipu dan menyesatkan orang lain.
Orang seprti ini biasanya dapat hidup dengan tenang dan damai, mempunyai pergaulan luas dan banyak relasi, serta dihargai oleh siapapun yang mengenalnya. Ketentraman hidup orang yang berakhlak mulia juga disukung oleh perasaan optimis menghadapi kehidupan duniawi dan ukhrawi.

Merubah tabiat sesorang merupakan hal yang sulit dilakukan, akan tetapi bukan berarti hal ini tidak mungkin atau mustahil untuk dilakukan. Sesungguhnya banyak sebab dan sarana yang dapat menghantarkan seseorang menggapai akhlak mulia.












7













8

1 komentar:

  1. salam knal jew,,,,
    Trimz kie artikele,,sngat membantu,
    smoga tmbah sukses blognya kie,,,
    kunjungi my blog,,
    hee,,

    BalasHapus

thanx ja ya