Kamis, 18 November 2010

Komunikasi Interpersonal

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita kesehatan dan keselamatan sehingga penuls dapat menyelesaikan makalah tepat waktu.
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan penulis tugas dan sekaligus mebimbing penulis dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan,penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah mendukung penulis dalam pembuatan makalah ini.
makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi interpersonal yang telah diberikan oleh Bapak Joe Nasrun untuk memenuhi nilai tugas harian.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan, oleh karena itu penulis meminta maaf jika dalam penulisan makalah ini terdapat kata-kata yang menyinggung perasaan para pembaca sekalian. Selain itu penulis juga senatiasa menunggu kritik dan saran yang bersifat membangun dalam rangka penyempurnaan makalah ini
Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini penulis mengucapkan terma kasih, dan semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca sekalian.





Medan, 19 Mei 2010



penulis



daftar isi

Kata Penganrtar………………………………………………………………….1

Daftar Isi…………………………………………………………………………2

Komunikasi Interpersonal………………………………………………………..3

Pengertian Komuniaksi antar pribadi…………………………………………….3

Cara menjadi pembicara Yang Baik……………………………………………..4

Sistem Komunikasi interpersonal………………………………………………..8

Fungsi komunikasi Interpersonal………………………………………………...8

Hubungan komunikasi Interpersonal…………………………………………….9

Daftar Pustaka…………………………………………………………………..10



























Komunikasi Interpersonal

Menurut Wiryanto (2004), komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang. Sedangkan menurut Febrina (2008), komunikasi interpersonal adalah interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil.
Komunikasi interpersonal menunjuk kepada komunikasi dengan orang lain. Komunikasi jenis ini dibagi lagi menjadi komunikasi diadik, komunikasi publik, dan komunikasi kelompok-kecil.
Model Jendela Johari memusatkan pada keseimbangan komunikasi interpersonal.
Termasuk dalam komunikasi interpersonal adalah :
• Pidato
• Komunikasi nonverbal
• Penyimpulan
• Parafrase
Memiliki komunikasi interpersonal yang baik mendukung proses-proses seperti:
• Perdagangan
• Konseling
• Pelatihan
• Bimbingan
• Pemecahan konflik
Komunikasi interpersonal merupakan subyek dari beberapa disiplin dalam bidang psikologi, terutama analisis transaksional.
Komunikasi ini dapat dihalangi oleh gangguan komunikasi atau oleh kesombongan, sifat malu, dan lain-lain.

Pengertian KAP

Secara umum komunikasi antar pribadi (KAP) dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Komunikasi terjadi secara tatap muka (face to face) antara dua individu. Dalam pengertian tersebut mengandung 3 aspek:

i. Pengertian proses, yaitu mengacu pada perubahan dan tindakan yang berlangsung terus menerus.

ii. KAP merupakan suatu pertukaran, yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik.

iii. Mengandung makna, yaitu sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut, adalah kesamaan pemahaman diantara orang-orang yang berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang digunakan dalam proses komunikasi.

Dari ketiga aspek tersebut maka KAP menurut Judy C. Pearson memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. KAP dimulai dengan diri pribadi (self). Berbagai persepsi komunikasi yang menyangkut pemaknaan berpusat pada diri kita, artinya dipengaruhi oleh pengalaman dan pengamatan kita.
2. KAP bersifat transaksional. Anggapan ini mengacu pada pihak-pihak yang berkomunikasi secara serempak dan bersifat sejajar, menyampaikan dan menerima pesan.
3. KAP mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi. Artinya isi pesan dipengaruhi oleh hubungan antar pihak yang berkomunikasi.
4. komunikasi antarpribadi mensyaratkan kedekatan fisik antar pihak yang berkomunikasi.
5. KAP melibatkan pihak-pihak yang saling bergantung satu sama lainnya dalam proses komunikasi.
6. KAP tidak dapat diubah maupun diulang. Jika kita salah mengucapkan sesuatu pada pasangan maka tidak dapat diubah. Bisa memaafkan tapi tidak bisa melupakan atau menghapus yang sudah dikatakan.

KAP berlangsung antar dua individu, karenanya pemahaman komunikasi dan hubungan antar pribadi menempatkan pemahaman mengenai komunikasi dalam proses psikologis. Setiap individu dalam tindakan komunikasi memiliki pemahaman dan makna pribadi terhadap setiap hubungan dimana dia terlibat di dalamnya.


Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara individu-individu (Littlejohn, 1999).


Cara Menjadi Pembicara Yang Baik
Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyalurkan inspirasi manusia itu sendiri. Hubungan antar manusia dengan manusia di mana saja tidak luput menggunakan bahasa atau bicara. Oleh karena itu, tehnik dan kesenian berbahasa akan menunjukkan ke-intelektual-an seseorang. Pandai menggunakan bahasa yang indah dapat menimbulkan pendekatan atau keakraban bahkan kekaguman pada partner bicaranya.

Manusia merupakan makhluk sosial ( makhluk berkelompok), dia tidak bisa hidup menyendiri lepas dari ke-kelompok-annya. Setiap hari dia pasti ada hubungan atau kontak dengan orang lain, juga tidak luput untuk saling berbicara, berdebat, atau adu argumentasi. Maka dari itu diperlukan untuk mencari sesuatu teknik bicara yang baik bagi pembicara itu sendiri.
Kita berkumpul berbicara, tentu saling ingin menyalurkan pikiran, pendapat, inspirasi kepada partner bicara, supaya kawan bicara itu bisa menerimanya. Biasanya apabila sekelompok orang tersebut mempunyai kesamaan pengalaman hidup atau pengertian ( didikan ) yang sederajat, maka bicaranya akan lebih mudah dimengerti karena visinya berdekatan. Jadi, kalau berbicara pasti akan lebih bersemarak dan menyenangkan sesamanya (asyik pembicaraannya). Tetapi sebaliknya, jika sekelompok orang tersebut tidak mempunyai kesamaan pengalaman hidup ataupun pengertian (didikan) yang tidak sederajat, bisa jadi mereka adu argumentasi sampai mukanya merah bahkan salah-salah saling berhantam - kawan baik berbalik jadi musuh.
Tiap hari bicara dengan orang lain, kalau ada perbedaan pandangan atau pendapat itu wajar-wajar saja, yang dimaksud dengan tukar pikiran dan tukar pengalaman ( menyerap pengalaman ) yaitu pandangan dan pendapat yang tidak sama sebisa mungkin disatukan atau dikaitkan jadi satu, kemudian diambil kelebihannya dan dibuang kekurangannya, supaya dijadikan satu kesamaan atau pandangan yang sama, kontradiksi yang ada dalam hal-hal tersebut, dijadikan satu supaya mencapai penyelesaian yang menyenangkan semua pihak.
Untuk dapat mencapai titik target tertentu, tak lain manusia harus bisa menguasai teknik pembicaraan itu, dan hal ini merupakan sesuatu yang dominan. Di sisi lain, masih ada yang lebih penting lagi, yaitu harus bisa lebih dahulu menghormati partner yang diajak bicara biarpun itu adalah pembicaraan yang ringan atau berat, maupun perdebatan yang sengit atau biasa, semua adalah sama. Menghormati orang lain adalah satu permulaan yang baik untuk menghilangkan benturan-benturan dalam proses perdebatan itu tadi.
Sikap dalam pembicaraan, bisa jadi pendengar yang baik dahulu, itu sudah merupakan penampilan yang sangat menghormati partner bicaranya, anda bisa menghormati dia, dia tentu akan berbalik menghormati anda. Kalau sudah begitu, maka urusan akan lebih mudah diselesaikan. Apabila kedua belah pihak saling berdiri di titik-titik saling menghormati, menciptakan suasana yang sejuk, maka semua persoalan akan lebih mudah didapatkan permufakatan ( kompromi ) bersama, menjadikan partner bicaranya akan lebih mudah menerima apa pendapat dari anda.
Andaikata, dalam pembicaraan atau perdebatan selalu memutuskan pembicaraan orang atau interupsi terus-menerus, itu adalah kurang sopan dan akan dibenci orang lain, Juga tidak akan bisa menangkap pokok pikiran orang yang berbicara sehingga makin berbicara makin hambar atau makin debat makin menyimpang dari pokok pembicaraannya dan biasanya akan diakhiri dengan tidak menyenangkan semua pihak.
Dalam perdebatan atau pembicaraan, andai kata anda tidak bisa menjadi seorang pendengar yang baik, mana mungkin menangkap arah pikiran partner bicaranya? Juga bagaimana bisa menyalurkan pendapat anda padanya? Meskipun waktu itu konsep anda sangat indah, juga tidak akan mendapat simpati orang lain apalagi diterimanya. Keadaan bisa menjadi begitu buruk, penyebabnya adalah anda selalu merebut bicara terus dan tidak memberi kesempatan pada orang lain untuk berbicara, juga tidak tenang mendengar pendapat orang lain.
Kesimpulan akhir: Bila berdebat atau berbicara harus bisa menjadi pendengar yang baik dulu supaya partner bicara bisa lebih mudah menerima pengaruh atau inspirasi atau argumentasi anda, guna menghindari benturan-benturan atau gesekan-gesekan yang sama-sama tidak diinginkan.
Berbicara di depan umum atau di depan orang banyak kadang terasa sulit bahkan “sangat sulit” bagi sebagian besar orang. Kadang perasaan kurang Pede atau mungkin grogi menghinggapi diri kita saat harus berbicara di depan orang banyak. Perasaan seperti itu sangat wajar, mengingat berbicara di depan orang banyak itu memang membutuhkan suatu kesiapan mental atau sebuah keyakinan bahwa kita bisa untuk melakukan hal tersebut. Bagaimana kiat-kiat atau hal yang harus dipersiapkan dan dilakukan saat kita berbicara di depan orang banyak ?

ada banyak hal yang mungkin perlu dipersiapkan dan diperhatikan saat kita harus berbicara di depan orang banyak, terlebih kepada seorang pembicara, baik seorang pembicara dalam seminar, workshop, pelatihan atau training dan lain sebagainya. Sangat mudah menjadi seorang pembicara kalau kita melakukan hal-hal sebagai berikut :
Mengetahui target peserta
Mengetahui target peserta ini dapat dimaknai dengan mengenal mereka yang akan menjadi peserta (audience). Mengetahui peserta atau sasaran ini sangat penting mengingat hal ini sangat berpengaruh terhadap materi yang akan kita berikan. Mengetahui target peserta ini dapat berupa jumlah peserta, umur, latar belakang (background) dan lain sebagainya.
Sebaik apapun materi yang kita berikan atau sampaikan, tetapi kalau itu disampaikan kepada sasaran yang salah pasti akan terkesan membosankan karena tidak mendapatkan tanggapan dari peserta.
Menguasai materi yang akan disampaikan
Syarat wajib bagi seorang pembicara adalah menguasai materi yang akan dia sampaikan. Bagaimana bisa seseorang akan menyampaikan materi kalau tidak menguasai materi yang akan dia sampaikan ? Hal ini sangat mustahil dilakukan. Kalaupun hal ini bisa dilakukan, pastilah apa yang dia sampaikan pasti tidak semenarik kalau materi itu disampaikan oleh orang yang memang sudah menguasai materi tersebut.
Mempersiapkan mental untuk tetap Pede saat berbicara di depan orang banyak
Nah, inilah point yang terpenting menurut saya, point 1 dan 2 di atas lebih kepada persiapan sebelum acara. Kesiapan mental dan tetap pede ini sangat berpengaruh terhadap kualitas tentang materi yang kita sampaikan. Sebanyak apapun materi yang telah masuk ke dalam ingatan kita, tetapi kalau mental kita jatuh saat berbicara di depan orang banyak, semua yang telah kita hafal tersebut akan hilang secara tiba-tiba.
Hal yang mungkin dapat dilakukan untuk mempersiapkan mental kita yaitu dengan berlatih sendiri di depan cermin, atau mencoba memberikan materi kepada orang-orang terdekat kita. Dengan banyak berlatih, persiapan dan keyakinan mental akan terbangun dengan sendirinya.
Hal lain yang dapat dilakukan yaitu dengan mengikuti sebanyak mungkin organisasi yang berada di sekeliling Anda. Dengan mengikuti sebuah organisasi, secara otomatis kita akan terbiasa untuk berbicara di depan orang banyak, contohnya saat rapat atau pertemuan. Kegiatan semacam ini juga dapat memberikan rasa pede bagi kita saat kita berbicara di depan orang banyak.
Mengatur Ritme atau Suasana
Orang yang sudah terbiasa atau pengalaman dalam menjadi seorang pembicara tentunya dapat memberikan gaya penyampaian yang berbeda dengan orang yang baru sekali menjadi seorang pembicara. Mengatur ritme atau suasana ini dapat diartikan sebagai gaya penyampaian yang dilakukan, ada kalanya kita memberikan bumbu humor saat memberikan materi, ada kalanya kita harus serius dan fokus dengan materi. Hal-hal semacam itu akan memberikan suasana pelatihan atau seminar menjadi lebih hidup dan tidak terkesan monoton.
System Komunikasi interpersonal
adalah salah satu teori komunikasi yang mengkaji hubungan antar manusia melalui hasil dari produksinya dilihat dari kacamata manajemen.
Rensis Linkert dari Universitas Michighan mengembangkan model peniti penyambung (linking pin model) yang menggambarkan struktur organisasi. Menurut Luthans (1973) struktur peniti penyambung ini cenderung menekankan dan memudahkan apa yang seharusnya terjadi dalam struktur klasik yang birokratik. Ciri organisasi berstruktur peniti penyambung adalah lambatnya tindakan kelompok, hal ini harus diimbangi dengan memanfaatkan partisipasi yang positif.
Bila seseorang memperhatikan dan memelihara pekerjanya dengan baik maka operasional organisasi akan membaik
Fungsi Komunikasi Interpersonal
Komunikasi antarpribadi memiliki dua fungsi, yaitu fungsi sosial dan fungsi pengambilan keputusan.
1.Fungsi social
-Untuk kebutuhan biologis danpsikologis
- Untuk memenuhi kewajiban social
- Mengembangkan hubungan timbal balik
- Untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu diri sendiri
- Menangani konflik
2. Fungsi pengambilan keputusan
- Manusia berkomunikasi untuk membagi informasi
- Manusia berkomunikasi untuk mempengaruhi orang lain

Hubungan Komunikasi interpersonal
• Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajad keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi.
• Miller (1976) dalam Explorations in Interpersonal Communication, menyatakan bahwa ”Memahami proses komunikasi interpersonal menuntut hubungan simbiosis antara komunikasi dan perkembangan relasional, dan pada gilirannya (secara serentak), perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut.”

Daftar Pustaka
www.google.com
www.yahoo.com
www.wikipedia.com
www.wordpress.com
www.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thanx ja ya