Kamis, 18 November 2010

TEORI KURT LEWIN : PSIKOLOGI MEDAN

TEORI KURT LEWIN : PSIKOLOGI MEDAN

Kurt Lewin lahir di Prusia tahun 1890. Belajar di Universitas Freiberg, Munich, Berlin dan mendapat gelar doctor di Universitas Berlin pada tahun 1914. Tahun 1926, Lewin diangkat menjadi Guru Besar dalam ilmu Filsafat dan Psikologi. Diusianya yang singkat, dia telah memulai suatu aliran baru dalam psikologi yang disebut Topological Psycology atau Field-Psychology. Aliran ini menegaskan bahwa, guna menyelediki tingkah laku manusia dengan sebaik-baiknya, haruslah diingat bahwa manusia itu hidup dalam suatu lapangan kekuatan-kekuatan fisis maupun psikisyang senantiasa berubah-ubah menurut situasi kehidupannya. Kurt Lewin mengadakan penyelidikan-penyelidikan mengenai peranan “suasana kelompok” terhadap prestasi kerja dan efisiensi pekerjaan kelompok itu. Eksperiman yang terkenal dari Lewin yaitu lippit dan white (1939-1940) yang bertujuan untuk meneliti pengaruh atau peranan dari 3 macam pimpinan terhadap suasana dan cara kerja kelompok. Hasil eksperimennya diketahui bahwa cara dalm kepemimpinan ada 3, daiantaranya :
 Otoriter adalah pemimpin menentukan segala-galanya yang akan dibuat kelompok.
 Demokratis dimana kegiatan, tujuan umum, dan cara-cara kerja kelompok dimusyawarahkan bersama.
Laissez-Faire adalah pemimpin yang acuh tak acuh dan menyerahkan penentuan segala cara dan tujuan kegiatan serta cara-cara pelaksanaannya adalah kepada anggota kelompok itu sendiri.
Hasil-hasil eksperimen yang dilakukan menyatakan bahwa cara-cara kepemimpinan yang berlainan itu mempunyai pengaru-pengaruh yang berlainan pula terhadap suasana kerja kelompok, cara-cara bertingkah laku dan cara kerja kelompok dalam melaksanakan tugasnya masing-masing.



Dinamika Kepribadian

1.Energi
Menurut Lewin manusia adalah system energi yang kompleks. Energi muncul dari perbedaan tegangan antar sel atau antar region. Tetapi ketidakseimbangan dalam tegangan juga bias terjadi antar region di system lingkungan psikologis.
2. Tegangan
Tegangan ada dua yaitu tegangan yang cenderung menjadi seimbang dan cenderung untuk menekan bondaris system yang mewadahinya.
3. Kebutuhan
Menurut Lewin kebutuhan itu mencakup pengertian motif, keinginan dan dorongan. Menurut Lewin kebutuhan ada yang bersifat spesifik yang jumlahnya tak terhingga, sebanyak keinginan spesifik manusia.

Tindakan (Action)
Disini dibutuhkan dua konsep dalam tindakan yang bertujuan didaerah lingkungan psikologis.

Valensi
Adalah nilai region dari lingkungan psikologis bagi pribadi. Region dengan valensi positif dapat mengurangi tegangan pribadi, akantetapi region dengan valensi negative dapat meningkatkan tegangan pribadi (rasa takut).

Vektor
Tingkah laku atau gerak seseorang akan terjadi kalau ada kekuatan yang cukup yang mendorongnya. Meminjam dari matematika dan fisika, Lewin menyebut kekuatan itu dengan nama Vektor. Vektor digambar dalam ujud panah, merupakan kekuatan psikologis yang mengenai seseorang, cenderung membuatnya bergerak ke arah tertentu. Arah dan kekuatan vektor adalah fungsi dari valensi positif dan negatif dari satu atau lebih region dalam lingkungan psikologis. Jadi kalau satu region mempunyai valensi positif (misalnya berisi makanan yang diinginkan), vektor yang mengarahkan ke region itu mengenai lingkaran pribadi. Kalau region yang kedua valensinya negatif (berisi anjing yang menakutkan), vektor lain yang mengenai lingkaran pribadi mendorong menjauhi region anjing. Jika beberapa vektor positif mengenai dia, misalnya, jika orang payah – dan lapar – dan makanan harus disiapkan, atau orang harus hadir dalam pertemuan penting – dan tidak punya waktu untuk makan siang, hasil gerakannya merupakan jumlah dari semua vektor. Situasi itu Bering melibatkan konflik, topik yang penelitiannya dimulai oleh Lewin dan menjadi topik yang sangat Iuas dari Miller dan Dollard.

Lokomosi
Lingkaran pribadi dapat pindah dari satu tempat ketempat lain di dalam daerah lingkungan psikologis. Pribadi pindah ke region yang menyediakan pemuasan kebutuhan pribadi-dalam, atau menjauhi region yang menimbulkan tegangan pribadi-dalam. Perpindahan lingkaran pribadi itu disebut lokomosi (locomotion). Lokomosi bisa berupa gerak fisik, atau perubahan fokus perhatian. Dalam kenyataan sebagian besar lokomosi yang sangat menarik perhatian psikolog berhubungan dengan perubahan fokus persepsi dan proses atensi.

Event
Lewin menggambarkan dinamika jiwa dalam bentuk gerakan atau aksi di daerah ruang hidup, dalam bentuk peristiwa atau event. Telah dijelaskan di depan, bahwa peristiwa (event) adalah hasil interaksi antara dua atau Iebih fakta balk di daerah pribadi maupun di daerah lingkungan. Komunikasi (hubungan antar sel atau region) dan lokomosi (gerak pribadi) adalah peristiwa, karena keduanya melibatkan dua fakta atau lebih. Ada tiga prinsip yang menjadi prasyarat terjadinya suatu peristiwa; keterhubungan (related¬ness), kenyataan (concretness), kekinian (contemporary), sebagai berikut:

1. Keterhubungan: Dua atau lebih fakta berinteraksi, kalau antar fakta itu terdapat hubungan-hubungan tertentu, mulai dari hubungan sebab akibat yang jelas, sampai hubungan persamaan atau perbedaan yang secara rasional tidak penting.
2. Kenyataan: Fakta harus nyata-nyata ada dalam ruang hidup. Fakta potensial atau peluang yang tidak sedang eksis tidak dapat mempengaruhi event masa kini. Fakta di luar lingkungan psikologis tidak berpengaruh, kecuali mereka masuk ke ruang hidup.
3. Kekinian: Fakta harus kontemporer. Hanya fakta masa kini yang menghasilkan tingkahlaku masa kini. Fakta yang sudah tidak eksis tidak dapat menciptakan event masa kini. Fakta peristiwa nyata di masa lalu atau peristiwa potensial masa mendatang tidak dapat menentukan tingkahlaku saat ini, tetapi sikap, perasaan, dan fikiran mengenai masa Ialu dan masa mendatang adalah bagian dari ruang hidup sekarang dar mungkin dapat mempengaruhi tingkahlaku. Jadi, ruang hidup sekarang harus mewakili isi psikologi masa lalu, sekarang, dan masa mendatang.
Event digambarkan dalam suau topografi yang melibatkan unsur-unsur ruang hidup, valensi, vektor, region, dan permeabilitas bondaris. Pada ilustrasi berikut (Gambar 14a, 14b, dan 14c) dicontohkan event seorang anak yang menginginkan permen yang dijual di sebuah toko. Hanya tergambar 3 vektor yang terlibat dalam event itu. Pada kasus yang sebenarnya, variabel yanc terlibat dalam suatu peristiwa bisa sangat banyak sehingga topografi menjad” ilustrasi yang sangat kompleks.

Konflik
Konflik terjadi di daerah lingkungan psikologis. Lewin mendefinisikar konflik sebagai situasi di mana seseorang menerima kekuatan-kekuatan yang sama besar tetapi arahnya berlawanan. Vektor-vektor yang mengenai pribadi, mendorong pribadi ke arah tetentu dengan kekuatan tertentu. Kombinasi dari arah dan kekuatan itu disebut jumlah kekuatan (resultant force), yang menjadi kecenderungan lokomosi pribadi (lokomosi psikologikal atau fisikal). Ada beberapa jenis kekuatan, yang bertindak seperti vektor, yakni:
1. Kekuatan pendorong (driving force): menggerakkan, memicu terjadinya lokomosi ke arah yang ditunjuk oleh kekuatan itu.
2. Kekuatan penghambat (restraining force): halangan fisik atau sosia menahan terjadinya lokomosi, mempengaruhi dampak dari kekuatan pendorong
3. Kekuatan kebutuhan pribadi (forces corresponding to a persons needs):
menggambarkan keinginan pribadi untuk mengerjakan sesuatu.
4. Kekuatan pengaruh (induced force): menggambarkan keinginan dari orang lain (misalnya orang tua atau teman) yang masuk menjadi region lingkungan psikologis.
5. Kekuatan non manusia (impersonal force): bukan keinginan pribadi tetap¬juga bu kan keinginan orang lain. Ini adalah kekuatan atau tuntutan da¬fakta atau objek.

Konflik tipe 1:
Konflik yang sederhana terjadi kalau hanya ada dua kekuatan berlawana¬yang mengenai individu. Konflik semacam ini disebut konflik tipe 1 .Ada tiga macam konflik tipe 1:
1. Konflik mendekat-mendekat, dua kekuatan mendorong ke arah yang berlawanan, misalnya orang dihadapkan pada dua pilihan yang sama¬sama disenanginya.
2. Konflik menjauh-menjauh, dua kekuatan menghambat ke arah yang yang berlawanan, misalnya orang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama tidak disenanginya.
3. Konflik mendekat-menjauh, dua kekuatan mendorong dan menghambat muncul dari satu tujuan, misalnya orang dihadapkan pada pilihan sekaligus mengandung unsur yang disenangi dan tidak disenanginya.

Konflik tipe 2:
Konflik yang kompleks bisa melibatkan lebih dari dua kekuatan. Konflik yang sangat kompleks dapat membuat orang menjadi diam, terpaku atau terperangkap oleh berbagai kekuatan dan kepentingan sehingga dia tidak dapat menentukan pilihan, adalah konflik tipe 2
Orang berusaha mengatasi kekuatan-kekuatan penghambat,sehingga konflik menjadi terbuka,ditandai sikap kemarahan,agresi,pemberontakan atau sebaliknya penyerahan diri yang neorotik. Pertentangan antar kebutuhan pribadi-dalam,konflik antar pengaruh,dan pertentangan antar kebutuhan dengan pengaruh,menimbulkan pelampiasan usaha untuk mengalahkan kekuatan penghambat.

Tingkat Realita
Konsep realita menurut Lewin adalah realita berisi lokomosi aktual,dan tak-tak realita berisi lokomosi imajinasi. Realita dan tak realita adalah suatu kontinum dari ekstrim realita sampai ekstrim tak realita. Lokomosi mempunyai tingkat realita dan tak realita berbeda-beda.

Menstuktur Lingkungan
Lingkungan psikologi adalah konsep yang sangat mudah berubah. Dinamika dari lingkungan dapat berubah dengan 3 cara yakni:
1. Perubahan valensi : Region bisa berubah secara kuantitatif-valensinya semakin positif atau semakin negatif,atau berubah secara kualitatif dari positif menjadi negatif atau sebaliknya region baru bisa muncul dan region lama bisa hilang.
2. Perubahan vektor : Vektor mungkin dapat berubah dalam kekuatan dan arahnya.
3. Perubahan Bondaris : Bondaris mungkin menjadi semakin permeabel atau semakin tidak permeabel,mungkin muncul sebagai bondaris atau tidak muncul sebagai bondaris

Mempertahankan Keseimbangan
Dalam sistem reduksi tegangan,tujuan dari proses psikologis adalah mempertahankan pribadi dalam keadaan seimbang. Yang paling umum dan paling efektif untuk mengembalikan keseimbangan adalah melalui lokomosi dalam lingkungan psikologis,memindah pribadi ke region tempat objek yang bervalensi positif(yang memberi kepuasan). Tapi kalau region yang diinginkan mempunyai bondaris yang tak permeabel tegangan terkadang dapat dikurangi(dan keseimbangan dapat diperoleh)dengan melakukan lokomosi pengganti,pindah ke region yang dapat memberi kepuasan lain(yang bondarisnya permeabel) ternyata dapat menghilangkan tegangan dari system kebutuhan semula.
Kecenderungan mencapai keseimbangan itu tidak berarti membuat diri seimbang sempurna,tetapi menyeimbangkan semua tegangan dalam daerah pribadi-dalam. Lewin menjelaskan bahwa dalam sistem yang kompleks menjadi seimbang bukan berarti hilangnya tegangan,tetapi mempeoleh keseimbangan dari tegangan internal. Tujuan utama dari perkembangan psikologis adalah menciptakan semacam struktur internal yang menjamin keseimbangan psikologis bukan membuat bebas tegangan.

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Teori lewin murni psikologis, sehingga ketika membahas perkembangan beliau tidak melibatkan diri dengan isu yang menjadi intrik pakar lain, yaitu isu keturunan dan lingkungan. Lewin tidak menolak peran keturunan dan kemasakan dalam perkembangan individu. Perkembangan bagi lewin adalah sesuatu yang kongkrit dan kontinyu, usia dan tahapan perkembangan dianggap tidak membantu memahami perkembangan psikologis.

PERUBAHAN TINGKAH LAKU
Menurut lewin, sejumlah perubahan tingkah laku yang penting terjadi sepanjang perkembangan. Tingkahlaku menjadi semakin terorganisir,hirarkis, realistis, dan efektif.

DIFERENSIASI DAN INTEGRASI
Diferensiasi adalah peningkatan jumlah bagian-bagian dari keseluruhan. Bertambahnya diferensiasi akan menciptakan bondaris-bondaris yang baru. Kekuatan bondaris semakin meningkat bersamaan pertambahan usia.
Konsep saling ketergantungan yang terorganisir ( organizational interdependence ) menjelaskan bagaimana daerah pribadi-dalam dan daerah lingkungan psikologis yang semakin terdeferensiasi dan semakin otonom, dapat bekerja sama menghasilkan tingkahlaku yang integrative. Subtujuan membentuk tujuan semu sementara, yang terkoordinasi untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, dan memperoleh kepuasan dari pencapaian tinggi itu.

REGRESI
1. Lewin menemukan dua macam gerak mundur perkembangan;
Regresi yaitu kembali ke bentuk tingkahlaku yang lebih primitive
2. Retrogresi yaitu kembali kebentuk tingkahlaku lebih awal dalam sejarah kehidupan manusia
Menurut Lewin, frustasi menjadi salah satu factor terpenting penyebab regresi.


APLIKASI

ZEIGARNIK EFFECT
Banyak penelitian dari Lewin dan murid-muridnya, yang semula di maksudkan untuk meneliti hipotisis dari teori itu, akhirnya di pakai untuk mengembangkan asumsi-asumsi dari teori medan. Salah satu fenomena penelitian itu, adalah penelitian yang di lakukan oleh zeigarnik.Temuan zeigernik oleh Lewin kemudiandi kembangkan menjadi asumsi-asumsi berikut;
Asumsi 1 : Maksud-tujuan (intention ) untuk mencapai tujuan tertentu berhubungan dengan tegangan dalam suatu system pribadi.
Asumsi 2 : Ketika tujuan tercapai, tegangan ( yang meningkat lebih besar dari nol ) dari system yang terkait dengan tujuan itu menjadi reaksi (menjadi nol ).
Asumsi 3 : Tegangan untuk mencapai tujuan ( yang belum tercapai ) akan memperkuat tenaga untuk beraksi menuju tujuan itu.
Asumsi 3A : Kekuatan orang untuk mengingat tujuan ( yang belum tercapai ) tergantung kepada tegangan dari system tujuan itu.


PSIKOLOGI SOSIAL
T eori yang semula di maksudkan sebagai teori kepribadian, ternyata justru berkembang di ranah psikologi social. Sejak kematian Lewin, tidak ada kemajuan yang berarti dalam hal teori kepribadian. Pendukung setianya banyak mengembangkan rintisanya dalam penelitiannya dalam proses-proses kelompok, penelitian tentang dinamika kelompok,encounter grup, dan ketegangan antara ras.

EVALUASI
Sebagai teori kepribadian, teori Lewin memang tidak utuh karena tidak membahas tentang psikopatologi dan psikoterapi. Namun pemakaian konsep matematika dalam teorinya membuat berbagai fenomena psikis dapat di ringkas ke dalam peristilahan yang tepat.
Kritik terhadap teori Lewin:
1. Penggambaran tipologis dan vaktorial tidak mengungkapkan sesuatu yang baru tentang tingkahlaku.
2. Lewin tidak mengelaborasi pengaruh lingkungan luar atau lingkungan objektif.
3. Lewin kurang memperhatikan sejarah individu pada masa lalu sebagai penentu tingkahlaku.
4. Lewin menyalahgunakan konsep ilmu alam dan konsep matematika.

2 komentar:

thanx ja ya