Kamis, 18 November 2010

TEORI TIPOLOGI

B. TEORI TIPOLOGI
1. Teori Hippocrates – Gelenus
Terpengaruh oleh Kosmologi Empedokles, yang menganggap bahwa alam semesta beserta isinya ini tersusun atas empat unsur pokok, yaitu tanah, air, udara, dan api, yang masing-masing mendukung sifat tertentu, yaitu tanah mendukung sifat kering, air mendukung sifat basah, udara mendukung sifat dingin dan api mendukung sifat panas, maka Hippocrates (460 – 370) berpendapat, bahwa juga di dalam tubuh manusia terdapat sifat-sifat tersebut yang didukung oleh cairan-cairan yang ada di dalam tubuh, yaitu :

- Sifat kering didukung oleh Cholc,
- Sifat basah didukung oleh Melannchole,
- Sifat dingin didukung oleh Phlegma, dan
- Sifat panas didukung oleh Sanguis.
Hippocrates Galenus berpendapat, bahwa di dalam tubuh manusia terdapat empat macam cairan pokok, yaitu chole, melanchole, phlegma, dan sanguis. Sifat kejiwaan tertentu yang khas ini, yang adanya tergantung kepada dominasi cairan dalam tubuh itu oleh Gelenus disebut temperamental.


1. Ajaran tentang cairan badaniah
Ajaran ini dirumuskan oleh Hippocrates dan selanjutnya disempurnakan oleh Galenus. Ajaran dari kedua tokoh ini kemudian menjadi sangat terkenal dan mendasari banyak pemahaman yang dikembangkan oleh para ahli di kemudian hari. Hippocrates (460-370 SM) adalah Bapak Ilmu Kedokteran, sehingga tidak mengherankan kalau dia membahas kepribadian manusia dari titik tolak konstitusional. Hippocrates dipengaruhi oleh pandangan dari seorang filsuf alam (kosmolog) bernama Empedokles, yang berpandangan bahwa alam semesta ini beserta isinya tersusun dari empat unsur dasar, yaitu: tanah, air, udara, dan api, dengan sifat-sifat yang dikandungnya, yaitu: kering, basah, dingin dan panas. Hippocrates berpendapat bahwa dalam diri seseorang terdapat empat macam sifat tersebut yang didukung oleh keadaan konstitusional yang berupa cairan-cairan yang ada dalam tubuh orang, yakni: Sifat kering, terdapat dalam chole (empedu kuning); sifat basah, terdapat dalam melanchole (empedu hitam); sifat dingin, terdapat dalam phlegma (lendir); dan sifat panas, terdapat dalam sanguis (darah). Keempat cairan tersebut ada dalam tubuh dengan porsi tertentu. Apabila keempat cairan berada dalam porsi seimbang, orang berada dalam keadaan sehat (normal); apabila keseimbangannya yang proporsional itu terganggu, orang tersebut dalam keadaan sakit, menyimpang dari keadaan normal.
Galenus menyempurnakan ajaran Hippocrates tersebut. Dia sependapat dengan Hippocrates bahwa di dalam tubuh manusia terdapat empat macam cai ran, yaitu: chole, melanchole, phlegma dan sanguis, dan bahwa cairan tersebut ada dalam tubuh manusia dalam proporsi tertentu. Apabila suatu cairan melebihi proporsi yang seharusnya (=dominan), maka akan mengakibatkan adanya sifatsifat kejiwaan yang khas. Sifat-sifat yang khas pada seseorang sebagai akibat dari dominannya salah satu cairan badaniah itu, oleh Galenus menyebutnya temperamen. Lalu dengan dasar pikiran yang telah dikemukakan itu Galenus menggolongkan manusia ke dalam empat tipe temperamen, yang berdasar pada dominasi salah satu cairan badaniahnya. Keempat tipe itu adalah: kholeris, melankolis, phlegmatis dan san guinis. Untuk jelasnya lihat tabel berikut:
Cairan badan Prinsip Tipe Sifat-sifat
Chole Tegangan kholeris Hidup (besar semangat) keras, hatinya mudah terbakar, daya juang besar, optimistis Melanchole Penegaran (rigidity) melankolis Mudah kecewa, daya juang kecil, muram, pessimistis Phlegma Plastisitas phlegmatis Tak suka terburu-buru (kalem, tenang), tak mudah dipengaruhi, setia Sanguis Ekspansivitas sanguinis Hidup, mudah berganti haluan, ramah Tipologi Hippocrates-Galenus
2. Empat jenis temperamen
Keempat jenis temperamen di atas akan dijelaskan lebih lanjut :
1). Sanguinis. Ditandai dengan sifat: hangat, meluap-luap, lincah, bersemangat dan pribadi yang“menyenangkan.” Pada dasarnya mau menerima. Pengaruh/kejadian luar dengan gampang masuk ke pikiran dan perasaan, yang membangkitkan respons yang meledak-ledak. Perasaan lebih berperan dari pada pikiran refleksif dalam membentuk keputusan. Orang sanguinis sangat ramah kepada orang lain, sehingga dia biasanya dianggap seorang yang sangat ekstrovert.
2). Koleris. Seorang choleris tampil hangat, serba cepat, aktif, praktis, berkemauan keras, sanggup mencukupi keperluannya sendiri, dan sangat independen. Dia cenderung tegas dan berpendirian keras, dengan gampang dapat membuat keputusan bagi dirinya dan bagi orang lain. Seperti seorang sanguinis, seorang choleris adalah seorang ekstrovert, walau tidak seekstrovertnya seorang sanguinis. Seorang choleris hidup dengan aktif. Dia tidak butuh digerakkan dari luar, malah mempengaruhi lingkungannya dengan gagasan-gagasannya, rencana, tujuan, dan ambisiambisinya yang tak pernah surut.
3). Melankolis. Si melankolis adalah seorang yang paling “kaya” di antara semua temperamen. Dia seorang analisis, suka berkorban, bertipe perfeksionis dengan sifat emosi yang sangat sensitif. Tidak seorang pun yang dapat menikmati keindahan karya seni melebihi seorang melankolis. Sebenarnya dia mudah menjadi introv e r t , tetapi ketika perasaannya lebih dominan, dia masuk ke dalam bermacammacam keadaan jiwa. Kadang-kadang mengangkatnya pada kegembiraan yang tinggi yang membuatnya bertindak lebih ekstrovert. Akan tetapi pada saat lain dia akan murung dan depressi, dan selama periode ini dia menarik diri (withdrawn), dan bisa menjadi seorang yang begitu antagonistis (bersifat bermusuhan).
4). Phlegmatis. Si phlegmatis adalah seorang yang hidupnya tenang, gampangan, tak pernah merasa terganggu dengan suatu titik didih yang sedemikian tinggi sehingga dia hampir tak pernah marah. Dia adalah seorang dengan tipe yang mudah bergaul, dan paling menyenangkan di antara semua temperamen. Phlegmatis berkaitan dengan apa yang dipikirkan oleh Hippocrates mengenai cairan dalam badan yang menghasilkan yang “tenang,” “dingin,” “pelan,” temperamen yang memiliki keseimbangan yang baik. Baginya hidup adalah suatu kegembiraan, dan kadang menjauh dari hal-hal yang tidak menyenangkan. Dia begitu tenang dan agak diam, sehingga tak pernah kelihatan terhasut, bagaimana pun keadaan sekitarnya.
C. Saya Bertemperamen Apa?
1. Dua belas kombinasi temperamen
Tidak mudah untuk menggolongkan orang hanya dalam salah satu jenis temperamen saja. Kita semuanya merupakan perpaduan antara paling tidak dua temperamen, satu yang dominan dan yang lain kurang dominan. Maka ada dua belas kemungkinan besar perpaduan temperamen, yakni: SanChlor, SanMel, SanPhleg, ChlorSan, ChlorMel, ChlorPhleg, MelSan, MelChlor, MelPhleg, PhlegSan, PhlegChlor, PhlegMel.
Dengan pembagian ini, seseorang lebih mudah membuat identifikasi dirinya sebagai salah satu dari kedua belas jenis perpaduan itu daripada keempat temperamen dasar. Pada dasarnya, setiap orang dapat memiliki sekaligus segala kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada temperamen yang dominan/utama dan yang kedua. Beberapa dari kekuatan dan kelemahan ini dapat saling menggagalkan satu sama lain, saling menguatkan, saling menonjolkan diri dan saling mempersulit yang lain. Kejadian seperti ini menciptakan keragaman
perilaku, prasangka, dan kemampuan-kemampuan alamiah dari orang dengan temperamen dominan yang sama tapi dengan temperamen tambahan (secondary temperament) yang berbeda.
2. Terjadinya variabel tambahan
Ada kemungkinan bahwa seseorang tidak cocok masuk ke dalam salah satu dari kedua belas jenis temperamen. Memang tidak ada dua orang yang persis sama. Akibatnya dapat mengubah gambaran sebagaimana dikemukakan di atas, sehingga seseorang tidak lagi cocok pada salah satu model tadi. Hal seperti ini dapat diterangkan sebagai berikut:
• Persentase perbandingan antara predominant temperament dan secondary temperament. Perbandingannya tidak selalu 60/40. Ada perbedaan antara perpaduan 60/40 MelChlor dengan perpaduan 80/20 MelChlor; atau antara perpaduan 55/45 SanPhleg dengan perpaduan 85/15 SanPhleg, dan seterusnya.
• Latar belakang yang berbeda dan childhood training dapat mengubah pengungkapan dari salah satu jenis temperamen. Seorang MelPhleg yang dibesarkan dalam kekejaman dan kebencian orang tua akan berbeda dengan seorang MelPhleg yang dibesarkan dalam suasana penuh kasih sayang dan perhatian. Keduanya memiliki kekuatan dan talenta yang sama. Akan tetapi, seorang barangkali mengatasinya dengan permusuhan, depresi atau menganiaya diri sendiri sehingga dengan demikian dia tidak pernah menggunakan kekuatan yang dimilikinya.
• Sering tidak objektif apabila kita mengamati diri kita sendiri. Oleh karena itu, merupakan hal yang bermanfaat apabila kita mendiskusikan mengenai temperamen kita bersama dengan teman dekat. Kebanyakan orang melihat dirinya dengan memakai kaca mata hitam. Perhatikan ungkapan seorang penyair, Robert Burns: “Oh, to see ourselves as others see us.”
• Pendidikan dan tingkat inteligensi juga dapat mempengaruhi penilaian atas temperamen seseorang. Seorang MelSan dengan IQ yang sangat tinggi akan tampil berbeda dengan seorang MelSan yang memilki IQ rata-rata atau rendah. Pendidikan sangat membantu seseorang untuk mencapai kematangan.
• Kesehatan dan metabolisme juga termasuk penting. Seorang ChlorPhleg dengan kondisi kesehatan yang baik akan lebih agresif daripada seorang chorPhleg dengan cacad atau mengalami gangguan kesehatan. Seorang PhlegMel penggugup akan lebih aktif daripada seorang phlegMel yang menderita tekanan darah rendah.
• Tiga macam temperamen kadang hadir dalam diri seseorang. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat (dengan persentase kecil) orangorang yang memiliki satu predominant temperament dengan dua secondary temperament.
• Motivasi juga memainkan peran yang tidak sedikit. Jika seseorang sedang termotivasi, hal itu akan memiliki pengaruh nyata atas perilakunya, dan mengabaikan perpaduan temperamennya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thanx ja ya