Kamis, 18 November 2010

ayu

Kemungkinan cara yang diambil ialah, dia mencari-cari alasan, menyatakan saya sakit, atau cara yang lain menyatakan saya belum mengerti dengan tugas tersebut, atau dia mencoba melupakannya, dan sebagainya.
Selanjutnya dibawah ini akan dibicarakan berbagai bentuk mekanisme penyesuaian diri.
1. Reaksi-reaksi emosional .
a. Agressi, menyerang objek yang merintangi kegagalan.
Agressi dalam hal ini ada yang langsung dan tidak langsung
b. Kecemasan, karena kegagalan yang dialami maka timbul rasa cemas, putus asa, menyerah.
c.Regressi, kembali kepada fase perkembangan yang telah dilalui (kekanak-kanakan)
d. Repressi, berusaha merubah/melupakan pengalaman-pengalaman yang tidak menyenagkan atau kegagalan-kegagalan.
e. Fixation, melakukan tindakan yang berulang-ulang walau pun pada mulanya sudah diketahui tidak berhasil.

2. Mencari dalih (placing the blame)
a. Buck-pussing, mencari-cari alasan untuk menutupi kegagalan atau membenarkan tidakannya.
b. Anggur-asam (sour-grapes),memutar balikan atau mencela sesuatau yang tak berhasil diperolehnya, tetapi sebenarnya sangat diinginkannya.
c. Jeruk manis (sweet-lemon), memuji sesuatu yang sebenarnya tidak diingininya, tetapi itulah yang diperolehnya.
d. Doktrin keseimbangan, menutupi kelemahannya dengan mengatakan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya.
e. Proyeksi, memproyeksikan apa-apa yang ada pada dirinya ada pada orang lain.

3. Mencari tujuan pengganti
a. Sublimasi,mencari tujuan pengganti.
b. Kompensasi, mencari keberhasilan dalam satu kegiatan setelah ia mengalami kegagalan
c. Fantasi, bayangan suatu kepuasan yang tidak tercapai dalam pengalaman sebenarnya
Fantasi dapat dibagi-bagi kedalam beberapa tipe :
- pahlawan dan bintang, individu membayangkan dirinya melakukan perbuatan yang hebat, seperti pahlawan dan sebagainya.
- Pahlawan yang membayangkan suatu hal yang tidak mengenakkan, suatu yang dahsyat terjadi pada dirinya.
- Kematian/menghancurkan,membayangkan suatu kehancuran telah menimpa orang yang menimbulkan kekecewaannya.























BAB VI
ANAK DAN HUBUNGANNYA DENGAN LINGKUNGAN

A. Anak dan lingkungan keluarga.

Setiap orang tua ingin agar anaknya sehat, pandai, sopan, dan menjadi manusia yang baik. Akan tetapi banyak orang tua yang tanpa disadari telah merusak perkembangan anak. Anak merasa tidak mendapat perhatian, atau sebaliknya mendapat perhatian yang berlebih-lebihan, sehingga anak merasa tertekan, dibatasi tindak tanduknya dan malah ada yang merasakan orang tua tidak menyayanginya. Perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan itu sangat mempengaruhi tingkah laku anak, baik dari segi psikisnya maupun segi physiknya.
Pengalaman-pengalaman yang diterima anak pada masa kecil, baik pengalaman yang menyenangkan maupun pengalaman yang tidak menyenangkan akan mempengaruhi perkembang si anak nantinya.
Kebiasaan-kebiasaan, sikap, pandangan hidup akan terbentuk pada masa kecil, terutama pada tahun-tahun pertama.pengalaman-pengalaman pada masa dini akan menentukan sehat tidaknya mental anak. Pengalaman dalam hal ini mengikuti perlakuan orang tua, sikap orang tua dalam berhubungan dengan anak. Dalam hubungan dengan pembinaan mental yang sehat, keadaan dan susana rumah tangga, keadaan kejiwaan ibu dan ayah,hubungan antara satu dengan lainnya akan mempengaruhi keseluruhan hidup si anak.
Berikut ini akan dibicarakan beberapa halyang mempengaruhi perkembangan mental anak :
1. Suasana keluarga
hubungan antara ayah dan ibu hendaknya terjalin sedemikian rupa baiknya,dimana terdapat saling pegertian,saling menghargai dan saling cinta-mencintai dalam arti yang sebenarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thanx ja ya